Kisah Penerima Beasiswa LPDP asal Alor, NTT
INDAHNYA MELANGKAH DALAM KETERBATASAN
Nama lengkapku Didiana Yanuarita Molebila dan
merupakan putri bungsu dari 6 bersaudara. Saya merupakan lulusan sarjana program
studi Ilmu Hama dan penyakit Tumbuhan Undana Kupang pada tahun 2009 dan
sementara ini saya bekerja sebagai salah satu staf pengajar (calon dosen) pada
Universitas Tribuana Kalabahi, yang diangkat berdasarkan SK Yayasan Tribuana
Alor. Bukanlah impianku sebelumnya untuk menjadi seorang magister. Kesempatan
ini saya mendapatkannya ketika berada di dunia kerja setelah meluluskan
sarjanaku di Fakultas Pertanian Universitas Nusa Cendana Kupang. Saya
mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studi program magister dengan bantuan
beasiswa dari Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP) Kementrian Keuangan RI
terhitung mulai dinyatakan lulus seleksi wawancara dan LGD pada tahun 2014. Untuk
dapat mengakses informasi mengenai beasiswa merupakan hal yang sedikit sulit
saya lakukan. Hal ini dikarenakan kondisi daerah saya yang masih termasuk dalam
kategori 3 T (tertinggal, terluar dan terbelakang) yang terbatas dengan segala
faktor penunjang seperti akses internet. Disamping itu juga, kondisi keuangan
menjadi salah satu faktor pembatas yang membuat saya untuk tidak begitu
tertarik untuk melanjutkan studi apalagi tanpa adanya bantuan beasiswa.
Sebagai seorang anak perempuan dari 6
bersaudara dan satu-satunya anak yang mendapatkan kesempatan melanjutkan
pendidikan ke jenjang sarjana pada tahun 2003, merupakan kebanggan sendiri
sekaligus tanggungjawab untuk dapat kembali dan bekerja untuk membantu keluarga
dalam hal pendapatan ekonomi. Sehingga tidak sedikitpun tersirat dalam
pikiranku untuk melanjutkan studi ke jenjang magister. Namun, apalah boleh
dikata, maksud dan rancangan Tuhan indah pada waktunya. Meskipun saya tidak
pernah memikirkan hal itu, tetapi Tuhan menyediakan itu bagi saya.
Pada pertengahan tahun 2014, saya mendapatkan
informasi mengenai keberadaan beasiswa LPDP dari teman sekerja saya, bahkan
pimpinan dimana tempat saya bekerja. Saya diarahkan untuk mendaftarkan diri
sebagai salah satu pelamar beasiswa LPDP. Meskipun baru selesai melangsungkan
proses pernikahan, dengan kondisi keuangan yang menipis, saya mencoba dengan
penuh rasa syukur dan harapan hanya kepada Tuhan bahwa jika Tuhan mengijinkan
maka apa yang tidak mungkin akan menjadi mungkin. Rasa ini yang menguatkan saya
didukung oleh suami saya, orang tua saya dan keluarga serta pimpinan dan teman
sekerja saya. Sehingga saya pun melamar beasiswa LPDP bersama-sama 20 orang teman
saya melalui jalur afirmasi yang merupakan jalur khusus bagi anak-anak bangsa
berprestasi dari daerah 3T. Kesempatan
ini saya peroleh dan dinyatakan diterima sebagai salah satu penerima beasiswa
LPDP, yang biasa disebut sebagai awardee LPDP periode 2014 dengan mengikuti
seleksi administrasi, wawancara dan LGD. Proses yang cukup panjang dan ketat
namun menghasilkan suatu hasil yang memuaskan. Tentunya dengan janji dan tekad
anak daerah bahwa siap kembali ke daerah untuk membangun daerah.
Tidak sampai dan berhenti disitu saja. Kami
yang telah dinyatakan lulus sebagai awardee LPDP dari daerah 3T mendapat
kesempatan luar biasa dari pihak LPDP untuk dapat meningkatkan soft skill kami
melalui program Persiapan Keberangkatan (PK) dan Pelatihan Bahasa Inggris (PB).
Kesempatan ini yang tidak pernah diperoleh pada beasiswa lainnya. Tentunya
program tersebut sangat dibutuhkan putra - putri bangsa untuk lebih menyiapkan
diri dalam menempuh studi magister maupun doktoral. Program PK ini dibuat untuk
membangun kembali semangat kita untuk menyiapkan diri menghadapi proses
perkuliahan yang akan datang. Di samping itu juga, melalui PK kita diminta
untuk dapat berkontribusi secara sosial dengan saling membangun komunikasi
antar sesama awardee dan pihak masyarakat. Interaksi yang terbentuk menyiapkan
kita untuk dapat menjadi manusia sosial yang siap berada pada lingkungan sosial
dan mau berbagi dengan sesama. Melalui PK ini juga kita disupport untuk menjadi
putra-putri bangsa yang akan kembali mengabdikan diri kepada bangsa demi
kesejahteraan masyarakat bangsa Indonesia ke depannya. Salah satu kebiasaan PK
yang dianggap sangat menyakitkan yaitu “dipertemukan untuk dipisahkan”. Namun,
di dalam PK inilah terbangun hubungan emosional yang tanpa disadari saling
mempererat menjadi keluarga awardee LPDP. Sedangkan, program pelatihan bahasa
inggris lebih mengacu pada peningkatan soft skill kita dalam berbahasa inggris sebagai
bahasa dunia yang dimana mau tidak mau harus kita pelajari.
Salah satu kelebihan beasiswa LPDP adalah
secara terbuka LPDP membuka diri untuk dikoreksi dan dievaluasi oleh awardee
guna penyempurnaan pelayanan ke depan. Di samping itu juga, disiapkan juga
ruang diskusi yang luas bagi sesama awardee yang mengalami kendala selama
proses perkuliahan atau keuangan dan masalah-masalah sosial lainnya. Beasiswa
LPDP merupakan beasiswa yang cepat dan tepat dalam melakukan pelayanan. Selama
saya sebagai awardee, proses pencairan keuangan, baik itu pembayaran spp maupun
biaya hidup tidak mengalami kendala. Tentunya hal ini dapat diperoleh dengan
mengikuti sistem dan aturan dari LPDP dengan melampirkan syarat yang
dibutuhkan. Selama kita berada dalam rel sistem, mengikuti alur yang baik,
melakukan tepat pada waktunya maka tentunya kita juga akan menikmati sesuatu
yang baik.
Bagi saya, beasiswa LPDP adalah beasiswa yang
unik, menarik dan luar bisa. Kita tidak saja diperhadapkan dengan tuntutan
nilai secara akademik selama proses perkuliahan, tetapi kita juga dipersiapkan
sebagai pribadi yang siap terjun dalam dunia kerja. Hal ini diperoleh dengan
adanya interaksi sesama awardee yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa awardee
LPDP pada tiap daerah perkuliahan, himpunan tiap angkatan PK, dan dipertemukan
dalam kelompok pelatihan bahasa inggris serta masuk dalam jejaring alumni
awardee LPDP. Bukan saja sesama awardee, tetapi juga kita diminta untuk dapat
berkontribusi kepada masyarakat selama proses perkuliahan berjalan dengan
adanya kegiatan atau aksi sosial sebagai bukti nyata tindakan kita di
lingkungan masyarakat. Berbagi dalam keterbatasan dengan sesama adalah hal yang
luar biasa yang perlu dilakukan oleh tiap awardee bahkan siapapun dia ketika
berada di lingkungan sosial. Demikian halnya yang saya lakukan bersama
teman-teman awardee yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Awardee LPDP
Makasar (HIMA LPDP Makasar). Dalam segala keterbatasan kita mau berbagi untuk
generasi anak bangsa. Karena bagiku
berbagi itu indahnya berkarya.
Saya tergabung dalam HIMA LPDP Makasar semenjak
saya terdaftar sebagai salah satu mahasiswa program magister Ilmu Hama dan
Penyakit Tumbuhan Universitas Hasanudin Makasar tahun 2015. Berbagai pertemuan
awal pun dilakukan guna perkenalan anggota baru. Bergaul bersama mereka terasa
di kampung halaman sendiri. Ketulusan hati dalam menerima kehadiran saya
membantu saya untuk dapat menyesuaikan diri dengan dialek dan karakter orang
makasar. Kebiasaan makan, uniknya makanan, dialek yang khas, kemampuan menerima
orang lain meyakinkan saya bahwa bukan suatu kesalahan ketika saya memilih
Universitas Hasanudin di Makasar sebagai universitas tujuan saya dalam
melanjutkan studi. Ada begitu banyak cerita yang saya dapatkan, baik dari
lingkungan kampus dan tempat tinggal, maupun dari sesama awardee ketika
melakukan berbagai kegiatan sosialisasi beasiswa LPDP dan kelas inspirasi di
beberapa tempat di Sulawesi.
Sahabatku, putra-putri se-Nusantara, belajar ke
luar daerah adalah tantangan tersendiri. Kita mampu melewati tantangn itu jika
kita mau menghadapinya. Jangan pernah takut dengan segala kekurangan yang kita
miliki, karena itulah keunikan kita yang membuat kita mau belajar meningkatkan
kualitas diri untuk menutupi kekurangan itu. Menggapai suatu impian tidaklah
harus sempurna, karena segala kesempurnaan hanya dimiliki oleh Tuhan. Jika kita
punya niat yang tulus, kepercayaan
diri, semangat belajar, mau berbagi, dapat bekerjasama dalam kelompok, jujur,
mau mendengar, dan taat kepada Tuhan, tentunya kita akan mendapatkan
kepercayaan tersendiri dari orang-orang disekitar kita untuk melakukan yang
baik. Sobatku, Jangan pernah takut dengan kekurangan dan jangan pernah sombong
dengan kelebihan, tetapi saling lengkapilah kekurangan itu dengan kelebihan dan
sebaliknya. Di akhir tulisan ini, saya ingin berbagi sebuah quotes saya yaitu “Berbagilah
dalam keterbatasan, karena dengan demikian akan dapat dimaknai artinya berbagi
itu”.
Semoga Tulisan
ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya. Selamat Balajar dan Terima kasih.
Penulis
Didiana Yanuarita Molebila
Aweerde of LPDP Batch 27
Mahasiswa Magister Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan
Universitas Hasanudin-Makassar
Sulawesi Selatan-Indonesia