Analisis Pengembangan SDM Melalui Program Pendidikan Kewirausahaan dan Magang di Luar Negeri
Analisis Pengembangan SDM Berkualitas dan Profesional Melalui Program Pendidikan Berbasis Kewirausahaan Dan Intensivitas Program Magang di Luar Negeri
1. Latar belakang masalah
Perkembangan dunia Pariwisata saat ini yang semakin
pesat harus disikapi secara serius oleh para stakeholder pendidikan agar
berorientasi pada pembelajaran yang relevan dengan kebutuhan bisnis global yang
kompetitif. Pertumbuhan pariwisata di
setiap daerah destinasi wisata yang ada saat ini meningkat sangat pesat. Pariwisata
kedepan yakin memiliki peran yang sangat strategis dalam pembangunan ekonomi di
semua daerah di Indonesia menuju era globalisasi. Peran dan kontribusi bidang
pendidikan dalam mencetak SDM profesional yang memiliki kompentensi
internasional, sangat diharapkan agar seimbang dengan cepat laju dan tingginya
persaingan global. Program kurikulum pendidikan dan pembelajaran harus diberdayakan
secara aplikatif bukan sekedar theoritis, agar mampu membekali lulusan dapat berfikir
kritis, kreatif, inovatif dan strategik dalam menghadapi peluang bisnis global
saat ini. Kenyataannya industri pariwisata di Indonesia belum mampu bersaing
negara Asean lainnya. Kondisi obyektif
Lulusan pendidikan masih berorientasi
sebagai pencari kerja sebagai (job seeker) bukan pencipta (job creator). Sebagian Lulusan belum mandiri dan belum siap
mengambil tantangan peluang bisnis pariwisata. Dengan demikan perlunya
pengembangan pendidikan berbasis kewirausahaan yang efektif melalui Magang keluar
negeri (internship program) sehingga lebih
mampu membekali wawasan dan pengalaman professionalnya. Pendampingan dan monitoring
secara efektif, serta evaluasi yang seksama sangat dibutuhkan. Kerjasama yang jelas dan solid dengan MOU dan
MOA dengan lembaga luar negeri selalu ditingkatkan sehingga pelaksanaan program
intrenship lancar dan mampu mengembangkan image positif lembaga pendidikan.
Baca Mini paper lainnya >>> DISINI
1.
Pendekatan
manajemen
Pentingnya program pendidikan melalui proses program
manajemen (POAC) yang diterapkan benar memudahkan pencapaian tujuan. Pembuat kebijakan dan para ahli ekonomi umumnya berpikir bahwa semakin tinggi tingkat kewirausahaan
di suatu negara yang maju, semakin besar tingkat atas pertumbuhan ekonomi dan
inovasinya. Penelitian akademik juga menunjukkan hubungan yang kuat
antara aktivitas kewirausahaan dan kinerja ekonomi (Van Praag dan Versloot,
2007) dan kebutuhan untuk membangun iklim bisnis global dimana kewirausahaan
mengasumsikan peran yang penting harus dikelola. (Lado dan Vozikis, 1996).
Tilaar dalam Anonim (2008) menyatakan
bahwa pendidikan nasional kini mengalami beberapa krisis yang bersumber pada: (1) kualitas pendidikan yang masih rendah, (2) pendidikan yang belum relevan dengan
kebutuhan pembangunan akan tenaga terampil, (3) pendidikan yang masih bersifat elitisme serta (4) manajemen pendidikan yang belum ditata secara efisien. Kelemahan-kelemahan tersebut bermuara kepada lemahnya kompetensi hasil pembelajaran, sehingga seringkali
mengalami kesulitan untuk menyesuaikan ketika harus terjun ke dunia
industry.
Sedangkan kenyataan menyatakan bahwa pesaingan antara Negara Uni Eropa seperti Amerika Serikat dan China juga telah
mengambil tindakan yang mencerminkan keyakinan
bersama bahwa kewirausahaan memainkan peran penting dalam menciptakan
daya saing (Smelstor, 2007; Wang, 2007). Di Amerika Serikat,
kewirausahaan dan pendidikan kewirausahan secara
luas diakui telah membuat kemajuan luar biasa (Finkle, Kuratko, dan Goldsby
2006; Solomon 2007; Solomon, Duffy, dan Tarabishy 2002). Di Eropa, survei
terbaru dari 164 sekolah bisnis penting mengungkapkan bahwa 42 persen dari
mereka telah mendirikan pusat-pusat khusus untuk kewirausahaan (Wilson, 2004)
untuk membawa bersama-sama. dalam rangka untuk menyatukan apa yang disebut "
the move from the manager economy to the entrepreneurial economy”
yakni perubahan pandangan
dari ekonomi manajerial menuju
ekonomi kewirausahaan" (Thurik dan Wennekers, 2004).
2.
Pendekatan
psikologis
Dalam ilmu psikologi manajemen dijelaskan bahwa
pembangunan manajemen melalui tiga faktor modal utama yang harus disiapkan dan
ini harus bisa diaplikasikan dalam pengembangan pariwisatanya yaitu: (1). Modal
sumberdaya manusia yang terlibat dalam setiap aktivitas
pariwisata (Human Capital/intelectual capital) yang harus
dipersiapkan untuk mampu bersaing dengan bangsa lain. (2).
Modal structural (structural
capital) yaitu menyangkut infra struktur yang dapat membantu mendukung
pelaksanaan kinerja intelektualnya secara keseluruhan mampu menunjang
pariwisata. (3). Modal
eksternal (eksternal/relational/customer capital) menjadi komponen
yang memiliki hubungan jangka panjang yang diasosiasikan pada pencitraan, image,
terhadap customer bisnis pariwisata yang secara berkesinambungan hasilnya dapat
diunduh untuk generasi mendatang.
3.
Pendekatan
Kepariwisataan
Konsep pengembangan
pariwisata di Indonesia strategi pengembangannya ditentukan oleh bangsa
Indonesia sendiri dengan mampu menyikapi perkembangan pariwisata dunia yang
lebih maju dan cepat, untuk itu perlu memperhatikan masukan pendapat dari para
pakar pariwisata dunia yang lebih berpengalaman. Sesuai dengan program pemerintah dalam
Repelita V, yang relevan dengan Sapta Kebijaksanaan yang terdiri atas tujuh
kebijaksanaan yaitu: (1) intensifikasi promosi, (2) peningkatan akses, (3)
peningkatan kualitas produk dan pelayanan, (4) pengembangan kawasan-kawasan
wisata, (5) pengembangan wisata bahari (6) peningkatan kesadaran wisata melalui
sapta pesona (keamanan,ketertiban
kebersihan, kenyamanan, keindahan, keramah tamahan dan kenangan). Serta
yang ke (7) pengembangan kuantitas
dan kualitas sumber daya manusia kepariwisataan. Hal ini sangat
relevan untuk disikapi oleh lembaga pendidikan.
4.
Pendekatan
Sumber Daya Manusia
Pendekatan pada kualitas SDM menurut
beberapa pakar berpendapat:
Modal
SDM menunjukkan kombinasi genetic inheritance, pendidikan, pengalaman,
dan sikap tentang kehidupan dan bisnis (Hudson,
1993). SDM merupakan aset
organisasi yang memiliki tacit knowledge, yaitu ketrampilan/skill yang
tidak dapat ditransfer pada orang lain (Nelson dan Winter, 1982).
Factor
modal utama yang harus disiapkan dan ini bisa diaplikasikan dalam pengembangan
pariwisata yaitu: 1). Modal sumberdaya manusia yang terlibat dalam setiap
aktivitas pariwisata (Human Capital/intelectual capital) yang
harus dipersiapkan untuk mampu bersaing dengan bangsa lain. 2). Modal
structural (structural capital) yaitu menyangkut infra struktur yang
dapat membantu mendukung pelaksanaan kinerja intelektualnya secara keseluruhan
mampu menunjang pariwisata. 3). Modal eksternal (eksternal/relational
/customer capital) menjadi komponen yang memiliki hubungan jangka panjang
yang diasosiasikan pada pencitraan, image, terhadap customer pariwisatanya yang
secara berkesinambungan hasilnya dapat diunduh untuk generasi mendatang.
Baca Mini paper lainnya >>> DISINI
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan tersebut diatas dapat
disimpulkan program kurikulum yang lebih efektif melalui praktek magang (internship) yang terarah di Luar negeri
perlu dioptimalkan dengan pengembangan jaringan (link) lembaga lain dengan MOU, & MOA yang lebih baik, melalui bantuan dana hibah untuk melengkapi praktek bisnis yang nyata dengan pendampingan, agar mampu membekali lulusan
lebih kritis, kreatif dan inovatif, mandiri, memiliki kompetensi, pengalaman,
wawasan internasional, dan professional. Bertangung jawab dan berani menghadapi
tantangan kehidupan globalisasi yang lebih baik.
Road
map analysis:
Sumber: Disesuaikan dari tulisan Isdarmanto
Makalah ini disampaikan dalam Seminar Call For Paper dengan tema:
“Seeking the Peace and Prosperity of Our Nation” Yang dilakukan oleh
Keluarga Mahasiswa Kristiani Pascasarjana (KMK PS) UGM
DAFTAR PUSTAKA
- Adcox (2000); states the internship experience assists construction management .p.159) and student perceptions (Hauck, Allen, & Rondinelli, 2000, Journal of Professional Issues in Engineering Education and Practice, 122 (4), 156-162.
- ASHE-ERIC 2002, p. 66-67;. Journal of Special Education Vol. 33. No. 1, 2006. Depdiknas. (2002). Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill). Melalui Pendekatan.... ASHE ERIC Higher. Education. Vo. 29 No. 4.
- Eggleston (2004) Jurnal Antropologi Tahun XXIII Nomor 58. Arifudin, Iis. “Strategi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial melalui. Perspektif Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta.
- Finkle, dan Goldsby 2006; Journal of Marketing Development and Competitiveness vol. 5(4) 2011 ...
- Duffy, dan Tarabishy 2002. conducted one of the most .... Journal of Business Venturing, Entrepreneurship Theory &Practice, Journal.
- Hamidi, D. Y., Wennberg, K., & Berglund, H. (2008). Creativity in en- trepreneurship education. Journal of Small Business and Enterprise De- velopment, 15, 304–320.
- Hamidi, 2005, Metode Penelitian Kualitatif : Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian, Bumi Aksara. Jakarta
- Hudson, (1993) Modal intelektual harus diartikan sebagai. Bentuk ketiga, publikasi dari Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi, ... History, Thames and Hudson Ltd, London. Krier, Rob ...
- Kuratko, D. F. (2005). The emergence of entrepreneurship education: development, trends, and challenges. Entrepreneurship Theory and Practices 29, 577–597.
- Kusmayadi dan Sugiarto, Endar,” Metodologi Penelitian dalam bidang Kepariwisataan “, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2000
- Lado dan Vozikis 1996; Jurnal Ilmiah. UNTAG .... 1996). Penelitian Pamberton (2001) pembelajaran organisasi and Hilgard, 1981, dalam Lado et al
- Nelson dan Winter, 1982 Jurnal Manajemen 27 (2001) 643-650 Teori berbasis sumber daya keunggulan ... posisi relatif terhadap evo ekonomi lutionary (Nelson & Musim Dingin, 1982).
- Robert.K.Yin (2003) Providing a complete portal to the world of case study research, the Fourth Edition of Robert K. Yin's bestselling text Case Study Research offers comprehensive ...
- Ryan & Cassidy, (1996).; Journal of Marketing. Research. ... Customer Satisfaction in Tourism,” The Service Industries Journal. Vol.16, no.3, hal. 305-320. 1996.
- Senior (1997) Transportation's Federal Aviation Administration (123-97) were used in evaluating .... Senior, B. (1997, September).
- Smelstor 2007; Wang 2007; Wilson 2004. Jurnal Ilmiah Teknologi .... "Dalam membangun sebuah industri smelter di Banteng
- Solomon, G. T., S. Duffy, and A. Tarabishy (2002). “The State of Entrepreneurship Edu- cation in the United States: A Nationwide Survey and Analysis,” International Journal of Entrepreneurship Education 1 (1), 65–86.
- Solomon, G. T., and L. W. Fernald (1991). “Trends in Small Business Management and Entrepreneurship Education in the United States,” Entrepreneurship Theory and Practice 15 (3), 25–39.
- Studi Samsudi (2004) Pengembangan Kurikulum Program Studi Diploma III Analisis Kesehatan ... Strategi Pembelajaran Dengan Focused Based Education, Jurnal manajemen & bisnis vol 14 no. 01 April 2014. 64.
- Sugiyono, (1997) Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, ... Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997),
- Thurik, A. R., and S. Wennekers (2004). “Entrepreneurship, Small Business and Economic Growth,” Journal of Small Business and Enterpreneurial Development 11(1), 140–149.
- Tilaar dalam Anonim (2008), proses menuju masyarakat industri modern jurnal manajemen & bisnis vol 14 no. 1 Apr 2014 -.
- Tovey, (2001); internship as a International program Journal of Teaching and Education, Vol. III (1), pp.
- Van Praag dan Versloot 2007 What is the value of entrepreneurship: Member of the Editorial Board of the IZA Journal of European Labour.