Pendidikan anak dan Usia Pre-School
Pendidikan
sejak usia dini adalah sebuah keniscayaan. Ibaratnya, orangtua sedang menanam
pohon dan merawatnya agar pohon itu tumbuh dengan baik dan dalam posisi yang tidak
bengkok atau tegak lurus. Kalau pohon itu tumbuhnya sudah bengkok sejak kecil
hingga ia tinggi, maka sulit sekali untuk membuatnya lurus kembali. Begitu pula
dengan mendidik anak. Kalau sejak kecil anak-anak sudah disuguhi dengan kebiasaan-kebiasaan
buruk, perlakuan kasar, cara-cara kekerasan, bentakan, tidak disiplin, maka
anak akan menjadi pribadi yang tidak jauh dari apa yang dia alami. Sebab
anak-anak melakukan apa yang mereka lihat dan rasakan. Hal itu akan sulit dihilangkan
ketika ia beranjak dewasa. Seperti kita mencabut pohon, kalau pohon sudah
berakar dalam ke bawah tanah, akan sulit dicabut. Kurang-lebih seperti itulah kebiasaan
buruk yang telah dilakoni sejak lama, akan sulit dihilangkan.
Oleh sebab itu, menanamkan kebiasaan, semangat dan pandangan positif, sikap disiplin dan sopan santun adalah cara-cara orangtua membentuk karakter positif anak. Bahkan, sejak masih dalam kandungan, anak-anak harus dibekali dengan suasana yang memicu terbentuknya karakter positif. Salah satu pendidikan anak dari dalam kandungan yang disarankan oleh para ilmuan dari Inggris adalah, sang bunda seringlah mendengarkan instrument music klasik (mp3) pada waktu janin berusia 3-24 minggu ke atas, seperti instumern music: “Mother's Song, Beethoven - Fur Elise (piano), Pregnant Women Are Smug By Garfunkel And Oates” dan sebagainya. Mengapa harus pada usia seperti itu, karena pada usia itulah telinga janin mulai terbentuk dan semakin sempurna pendengarannya pada usia 24 minggu ke atas. Caranya adalah pegang dan tempelkan earphone (lebih populer dengan headset) pada sisi kiri dan kanan perut bunda dengan volume yang tidak terlalu keras. Waktu yang paling tepat untuk itu yaitu pada malam hari sekitar jam 8, saat bayi masih beraktifitas hingga ia tertidur di dalam rahim. Atau dapat juga dilakukan, anggota keluarga lainnya menyanyikan lagu-lagu yang menenangkan di dekat perut sang bunda. Beberapa manfaat dari hal tersebut adalah dapat dapat berpengaruh positif terhadap emosional dan kognitif anak. Menenangkan, meningkatkan kecerdasan anak dan memiliki kemampuan mengingat dengan baik atas apa yang ia dengar.
Oleh sebab itu, menanamkan kebiasaan, semangat dan pandangan positif, sikap disiplin dan sopan santun adalah cara-cara orangtua membentuk karakter positif anak. Bahkan, sejak masih dalam kandungan, anak-anak harus dibekali dengan suasana yang memicu terbentuknya karakter positif. Salah satu pendidikan anak dari dalam kandungan yang disarankan oleh para ilmuan dari Inggris adalah, sang bunda seringlah mendengarkan instrument music klasik (mp3) pada waktu janin berusia 3-24 minggu ke atas, seperti instumern music: “Mother's Song, Beethoven - Fur Elise (piano), Pregnant Women Are Smug By Garfunkel And Oates” dan sebagainya. Mengapa harus pada usia seperti itu, karena pada usia itulah telinga janin mulai terbentuk dan semakin sempurna pendengarannya pada usia 24 minggu ke atas. Caranya adalah pegang dan tempelkan earphone (lebih populer dengan headset) pada sisi kiri dan kanan perut bunda dengan volume yang tidak terlalu keras. Waktu yang paling tepat untuk itu yaitu pada malam hari sekitar jam 8, saat bayi masih beraktifitas hingga ia tertidur di dalam rahim. Atau dapat juga dilakukan, anggota keluarga lainnya menyanyikan lagu-lagu yang menenangkan di dekat perut sang bunda. Beberapa manfaat dari hal tersebut adalah dapat dapat berpengaruh positif terhadap emosional dan kognitif anak. Menenangkan, meningkatkan kecerdasan anak dan memiliki kemampuan mengingat dengan baik atas apa yang ia dengar.
Usia
“Pre-School”
Baca Juga:
1. Sebelum disetrum mati, Surat Wasiat seorang pri kepada ibunya mengharukan dunia
2. Pendidikan Karakter Bagi Generasi Milinial
Baca Juga:
1. Sebelum disetrum mati, Surat Wasiat seorang pri kepada ibunya mengharukan dunia
2. Pendidikan Karakter Bagi Generasi Milinial
Pendidikan “Pre-school” adalah istilah yang disematkan pada pemberian
pelajaran terhadap
anak pada usia 3-5 tahun sebelum masuk lembaga pendidikan formal seperti
Sekolah Dasar (SD) atau sederajat. Tetapi pendidikan pre-school ini tidak boleh
sembarangan diberikan kepada anak, sebab akan berdampak negative terhadap tumbuh
kembang anak. Banyak orangtua yang belum paham kapan pendidikan “Pre-school” ini diberikan kepada
anak-anak mereka. Salah satu psikolog anak, Analisa Wahyuningrum (Lisa) mengemukakan
bahwa, usia “Pre-school” bagi anak
adalah pada saat anak menginjak usia 3-5 tahun. Tetapi karena kesibukkan ayah dan
ibu, acapkali anak sudah dimasukkan ke “Pre-school”
sejak usia 2 tahun atau kurang. Menurut Lisa, pemberian pendidikan “Pre-school” pada usia sebelum 3 tahun,
akan berdampak buruk bagi emosional dan kognitif anak, hingga nanti ia dewasa.
Dampak
Buruk Masuk “Pre-school” Terlalu Dini
Banyak orangtua yang terlalu sibuk, sehingga
yang mereka lakukan adalah secepatnya mendaftarkan anak ke “preschool” tanpa memperhatikan usia
anak. Preschool menjadi tempat “penitipan” anak ketika ayah dan bunda
pergi bekerja. Mungkin sah-sah saja itu dilakukan, namun, hal esensial yang
perlu diperhatikan oleh orangtua adalah dampak buruk yang akan ditimbulkan bila
anak dimasukkan ke preschool sejak
usia di bawah 3 tahun. Pertama, pada
umumnya, anak-anak yang berada di preschool
lebih banyak anak-anak yang usianya 4-5 tahun bahkan 6 tahun. Tidak jarang ada
anak-anak yang nakal di sana, suka membully
teman-teman lainnya, mengejek, perlakukan kasar, mainan dirampas dan sebagainya.
Anak-anak seperti itu, sasarannya adalah teman mereka yang masih usia di bawah
mereka. Merekalah yang menjadi sasaran. Biasanya, anak-anak berusia di bawah 3
tahun, belum pandai menceritakan dengan baik tentang kejadian-kejadian apa yang
dia lihat dan dia alami ketika dia ada di “pre-school”
termasuk perlakuan kasar dan bulian dari teman-temannya yang lebih umur. Karena
tidak bisa bercerita kepada papa dan mama di rumah, mereka “simpan” menjadi beban semua perasaan malu, takut, jengkel dan
perasaan lain yang berkecamuk dalam hati dan pikiran.
Hal ini akan berpengaruh negative terhadap emosional dan kognitif anak. Dia akan menjadi anak yang pemalu, merasa rendah diri, tertutup, sulit bersosialisasi, karena rasa malu dari bulian teman-temannya masih membekas di hatinya, bahkan menjadi pendendam. Berbeda dengan anak-anak yang usia di atas 3 tahun, ketika dia diperlakukan dengan tidak wajar oleh temannya, dia bisa bercerita sampai di rumah (bahkan melawan), melepaskan beban dari pikirannya, dan orangtua bisa mengarah ke hal-hal yang memperkuat karakternya. Kedua, seharusnya, usia 3 tahun ke atas baru boleh dimasukkan ke preschool, tetapi karena sudah dimasukkan sejak 1,5 atau 2 tahun, maka bukan tidak mungkin akan menimbulkan perasaan bosan terhadap anak. Bayangkan saja, dia sudah “sekolah” sejak 1,5 tahun, sampai usia 5-6 tahun, apa lagi kalau dia sering dibully oleh teman-temannya yang lebih umur, sering timbul persaan takut dan tidak nyaman berada di sana. Dia akan jenuh dan bosan. Hal itu dapat membantuk karakter anak yang cenderung apatis dan kurang perhatian. Oleh karena itu, menjadi orangtua yang baik, bukan asal menyekolahkan anak, tetapi juga semua kebutuhan dan pertumbuhannya.
Hal ini akan berpengaruh negative terhadap emosional dan kognitif anak. Dia akan menjadi anak yang pemalu, merasa rendah diri, tertutup, sulit bersosialisasi, karena rasa malu dari bulian teman-temannya masih membekas di hatinya, bahkan menjadi pendendam. Berbeda dengan anak-anak yang usia di atas 3 tahun, ketika dia diperlakukan dengan tidak wajar oleh temannya, dia bisa bercerita sampai di rumah (bahkan melawan), melepaskan beban dari pikirannya, dan orangtua bisa mengarah ke hal-hal yang memperkuat karakternya. Kedua, seharusnya, usia 3 tahun ke atas baru boleh dimasukkan ke preschool, tetapi karena sudah dimasukkan sejak 1,5 atau 2 tahun, maka bukan tidak mungkin akan menimbulkan perasaan bosan terhadap anak. Bayangkan saja, dia sudah “sekolah” sejak 1,5 tahun, sampai usia 5-6 tahun, apa lagi kalau dia sering dibully oleh teman-temannya yang lebih umur, sering timbul persaan takut dan tidak nyaman berada di sana. Dia akan jenuh dan bosan. Hal itu dapat membantuk karakter anak yang cenderung apatis dan kurang perhatian. Oleh karena itu, menjadi orangtua yang baik, bukan asal menyekolahkan anak, tetapi juga semua kebutuhan dan pertumbuhannya.
Papa dan Mama Perhatikan Ini!
Adapun hal-hal yang harus
diperhatikan oleh orangtua sebelum anak dimasukkan ke pendidikan preschool adalah sebagai berikut. Pertama, kenali
tanda-tanda, apakah anak sudah bisa berbaur dengan orang lain dan merasa nyaman
ada di antara orang-orang yang baru? Kedua,
apakah si kecil sudah bisa memahami pesan dan melaksanakan perintah sederhana
seperti merapihkan atau menyimpan mainannya sendiri dan hal-hal yang sederhana
dalam rumah. Ketiga, apakah anak anda sudah bisa makan
dan buang air sendirian? Keempat, apakah si kecil sudah bisa ditinggal
bermain sendirian dalam jangka waktu tertentu tanpa ditemani oleh orang lain? Kalau
tanda-tanda itu belum ada, maka alangkah baiknya orangtua mengajarinya untuk
belajar buang air sendiri di tempat yang semestinya, biasakan untuk melakukan
ha-hal sederhana sendirian seperti membuka pakian, melepas sepatu, dan
lain-lain, tetapi bukan berarti ditinggalkan. Untuk membuat dia nyaman berada
di tengah orang banyak, ajak dia menjadi anak yang aktif dan sering membawanya
ke acara keluarga, agar terbiasa dengan suasana banyak orang. Agar merangsang kognitifnya
untuk memahami dan melaksanakan pesan dan perintah sederhana, ajari dia untuk melakukan
sendiri hal-hal sederhana, seperti merapihkan mainannya sendiri, mencuci
tangan, makan sendiri, menutup pintu, dan lain sebagainya. Jadi, jangan asal-asal masukkan si
kecil ke preschool kalau anda tidak
ingin anak anda menjadi pribadi yang menyimpang.
________________________________________
KONTRIBUTOR/PENULIS: Sdr. Elkana Goro Leba, MPA. Artikel ini disesuaikan dari berbagai sumber, Mohon maaf bila ada kesalahan pengutipan atau informasi yang kurang tepat karena "TIADA GADING YANG TIDAK RETAK". Terima kasih, karena sudah mampir. Salam!
JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR DI BAWAH.
JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR DI BAWAH.