Untuk NOVANTO dari Pemuda Miskin dari Pulau Raijua
Salam
jumpa di udara pak Novanto. Apa kabar pak? Kenalin pak, Beta pung nama Ely, laki-laki umur 26 tahun. Saya anak petani
miskin harta tetapi kaya hati dari Pulau Raijua yang juga salah satu dapil bapak. Tetapi saya sekarang
sudah bisa terbang ke Jawa untuk ambil S2 di UGM. Sepertinya nasib saya nanti tidak
seperti orangtua saya lagi pak. Mohon doanya (bila perlu bagi-bagi duitnya pak).
Saya ini mantan penggemar bapk. Di mata saya, dulu bapak itu, orang yang
sangat hebat. Mulai usaha dari kecil-kecilan hingga menjadi ketua DPR. Apa lagi
istri bapak yang kedua itu, yang katanya anak jenderal yang pak? Wach cantiknya
bukan main, pengen pegang, tetapi apa boleh buat tangan tak sampai. Pengen loh
pak punya istri begitu. Atau kalau bapak ceraikan lagi istri bapak bilang-bilang
deh (bercanda loh pak). Bapak itu juga pebisnis yang sangat hebat menurut saya.
Sampai ke NTT untuk jual pupuk, hingga masyarakat NTT jatuh hati kepada bapak, akhirnya
mereka antar bapak ke kursi malas di Senayan, padahal mereka tidak kenal bapak.
Mereka hanya liat foto aja, bapak itu ganteng dan lugu mukanya. Pokoknya keren
deah. Apa lagi saya baca nama bapak SETIA NOVANTO. Wah, pasti ni orang setia
banget nih, namanya aja setia. Jadi saya pikir gini, meski dia orang Jawa,
cobalah kita pilih dia, mungkin kita dari dulu pilih orang NTT, tapi NTT
gini-gini aja dari dulu, mungkin aja dia bisa rubah hidup kita menjadi lebih
baik. Bapak itu hebat banget. Tetapi ternyata kelakuan bapak terbalik dari nama
bapak, dengan istri tidak setia, makanya cerai (saya baca di media loh pak,
maaf kalau salah), dengan orang yang memilih bapak juga tidak setia. Nah,
karena itu saya sekarang jadi murtad pak. Gak mau jadi penggemar bapak lagi.
Eh,
btw, lagi buat apa pak? Pasti lagi tertawa termehek-mehek karena bapak berhasil
membuat pemerintahan ini gaduh yah? Nama bapak menjadi viral di media di seanteru
negeri. Selamat ya pak. Semakin populer aja. Tetapi sayangnya kepopuleran bapak
bukan karena berbuat baik. Memang di negeri ini, orang “jahat” itu lebih
populer di banding orang baik pak. Orang yang berjuang untuk keadilan, tidak
populer, tetapi orang yang membunuh keadilan itu justru lebih terkenal. Yah,
itulah Indonesia. Lihat aja tuh, Salim Kancil di Madiun yang dibunuh karena
membela tanah airnya dari pengusaha tambang yang merusak lingkungan, membela
keadilan, justru setelah dia mati dibunuh baru dia terkenal. Semua orang membela
dia setelah dia tiada, tetapi apa gunanya, orangnya udah mati. Satu lagi nich
pak, semoga bapak tidak termasuk, berbuat jahat tetapi tidak tau malu. Apa uda
putus urat kemaluannya? Para kaoruptor pengkhianat bangsa itu justru narsis
ketika disorot kamera. Bapak juga begitu, udah buat malu bangsa Indonesia di
Amerika tetapi tidak tau malu. Di panggil MKD malah tidak dihiraukan. Ada aja
ya pak orang-orang yang seperti itu, diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang
mulai, berhati nurani tetapi kelakuannya seperti ehm di taman Safari (maaf pak
kalau kasar, biasalah penggermar yang murtad).
Pak
Novanto yang pintar hhmm... sekali lagi pak, dulu saya termasuk orang yang
sangat bangga dengan bapak. Seorang pengusaha sukses yang berkarir bisnis dari
nol. Hingga menjadi “calo” dan juragan, he’em. Bapak dari Bandung menjual madu,
hingga menikahi putri seorang jenderal. Itu sangat luar biasa prestasi bapak. Jadi
penjual pupuk di NTT. Dan sekarang bapak jadi wakil rakyat dari NTT selama 4
periode di Senayan. Itu patut di acungi keempat jempol pak. Tetapi kekaguman
saya terhadap bapak sirna semua setelah nama bapak menjadi trending topic di
media karena menjadi calo (atau salah, maafkan). Tidak hanya itu, setelah saya tengok, ternyata bapak ini selain
pintar bisnis, ternyata pintar he’em juga yah? Sejak orang NTT antar bapak ke “kursi
tidur” di senayan tahun 1999 dan hingga kini, ternyata bapak banyak membuat
ulah. Hmm, tahun 1999 mungkin saya masih SD pak. Katanya bapak pernah
disebut-sebut tersangkut kasus-kasus ini yah, Kasus dugaan korupsi Cassie Bank Bali, Kasus PON
Riau, Penyelundupan 60 ribu ton beras Vietnam, Disebut terlibat di proyek e-KTP,
Disebut pernah ancam bunuh M Nazaruddin, Gempar Trumpgate, dan kini jadi calo
dengan menjual negara ke Freeport. Maaf ya pak, tadi 4 jempol
yang sebelumnya ke atas, sekarang saya balik ke bawah, dan kalau itu benar adanya, itu artinya bapak “pengkhianat”.
Katanya bapak wakili orang Sabu, Sumba, Flores dan Timor. Tetapi orang
yang mana yang bapak wakili? Mereka yang urus tambang dan penjahat lingkungan
di TTS? Atau mereka yang urus bisnis bapak di Naibonat hingga orang-orang di
sana mengabadikan nama bapak di sebuah gang/cabang jadi Cabang Novanto? Orang-orang
itu yang bapak wakili????? atau bapak wakili anak-anak yang gizi buruk, dan putus
sekolah karena orangtuanya hidup susah, ibu-ibu yang meninggal melahirkan
akibat sarana dan prasarana kesehatan yang minim, guru-guru honor di Raijua yang
gajinya 800ribu/enam bulan atau masyarakat di Pinggiran pulau Flores, Sumba,
TTU, TTS, di Pulau Raijua yang berjalan berkilo-kilo meter untuk mencari
air???? Saya gak yakin, bapak wakili orang-orang susah begitu. Jadi bapak itu
ibarat do*i yang mencari tulang aja di NTT, uda dapat tulang, pulang rumah. Atau
seperti penumpang gelap kapal Fery Kupang-Sabu yang tidak bayar tiket.
Pak, menurut saya nih, kalau kita wakili orang, kita harus kenal mereka, jenguk
mereka, lihat kondisi mereka, dengar keluhan mereka, mereka butuh apa, kita
dengar semua. Tidak seperti bapak yang hanya kirim foto, poster, baliho ketika
pemilu. Dan berjanji bapak akan membawa aspirasi mereka, mengubah hidup mereka.
Tetapi apa yang terjadi sekarang, apa bapak pernah kunjungi orang-orang yang
saya sebut di atas. Gak kan? Kalau gak, memang bapak patut disebut pengkhianat kelas tuna. Kalau waktu udah
mulai Pileg, bapak sok peduli, ada orang mati dimana, bapak ada, bahkan
hampir-hampir anjing tetangga mati pun, bapak kirim krans bunga. Seolah-olah
bapak peduli dengan orang kecil. Bapak tempel wajah bapak yang kelihatan lugu
tapi kenyataannya hhmm..di pertamini-pertamini di sepanjang jalan di Kota Kupang.
Bapak sok menjadi donatur kepada gereja demi mencari simpati. Tapi sekarang apa
yang bapak buat? Pak sekarang jadi angkuh, sombong, hidup egois, tidak pikir
kami ada susah. Bapak jalan-jalan ke Amerika, sementara kami yang bapak wakili,
yang dari Raijua, Kota Kupang pun tidak tau ada di barat atau di Timur. Bapak
pamer jam dan mobil mewah, sementara kami yang kasih bapak jabatan, tidak tahu angkot
di Kupang itu berbentuk bulat atau lonjong. Bapak makan enak, dan
berlimpah-limpah, tetapi kami makan makanan ternak. Satu lagi nih pak yang membuat
bapak itu pantas disebut angkuh dan sombong, bapak pernah bilang gereja di
Kupang itu penghambat pembangunan karena tidak menginjinkan bapak merusak
lingkungan dengan tambang di TTS. Hati-hati pak, itu Tuhan yang balas loh.
Nanti kualat loh pak.
Pak Nazarudin bilang bapak ini memang kebal hukum. Benar gak pak? Sepertinya
benar deh, karena dari banyak isu negatif yang menyeret nama bapak, tidak ada
yang berujung pada pengadilan. Bapak Novanto yang pintar he’em, saya mau bilang
yah, hidup di dunia ini sementara pak, jangan lupa itu, dan apa yang bapak tanam
di dunia, akan bapak tuai di akhirat. Dan di akhirat itu pak, api neraka tidak
dapat dihindari seperti bapak hindari hukum di dunia. Coba deah, bapak pulang
dari kantor, masuk kamar, nyalain AC, peluk istri, dan bayangin, uang bapak yang bermiliar-miliar di bank, mobil
Jaguar, Jam tangan yang harga miliar itu, nama bapak yang tenar karena tukang
he’em itu, kalau bapak mati dibawa gak nanti? Dan juga bayangin kalau (misalnya)
nih bapak dapat uang dengan cara yang tidak halal. Baru bapak pulang, dan
membeli makanan, anak istri dan keluarga bapak makan, itu juga mereka tanggung
dosanya pak. Jadi hati-hati dong. Jangan jadi Yunus yang bersembunyi dari panggilan
Tuhan dan akhirnya semua orang hampir tenggelam. Jadi bertobatlah pak!
Sekian aja dulu pak. Ingat saya kalau ada duit pak, lagi susah uang
kuliah nih. Udah mau diusir dari ibu kos karena gak bayar kontrakan, uda gadai
KTP di burjo untuk bertahan hidup. Tetapi jangan uang yang tidak halal loh pak.
Maaf kalau ada salah kata. Tuhan berkati kita semua dan semoga kita cepat
bertobat dari kekejian yang keji dan kejam. Selamat menikmati kepopuleran
bapak. Terakhir pesan saya pak, pepatah tua menuliskan “sepandai-pandainya
Tupai melompat, pasti suatu saat akan jatuh juga. Serapat-rapatnya kita
menutupi barang berbau busuk, suatu saat akan tercium juga. Syalom! Sekali lagi
maaf kalau ada salah kata pak.