Sukses itu Tidak Semata-Mata ada di Bangku Kuliah
Saya pernah terpesona dengan
sebuah artikel motivasi yang sangat luar biasa di: www.hipwee.com/motivasi. Ada banyak hal yang tidak bisa
didapatkan di bangku kuliah. Artinya, kuliah tidak menjamin orang menjadi
sukses, sebab walaupun kuliah dapat memberikan kita gelar yang tinggi, ada
banyak hal yang tidak bisa dipelajari dibangku kuliah, tetapi justru dunia
nyatalah yang mengajari hal itu. Bebarapa hal yang dimaksudkan antara lain
seperti berikut ini. Pertama, Sikap
rendah hati dan kemauan untuk belajar tidak bisa kamu dapatkan di bangku kuliah.
Mereka hanya bisa kamu dapatkan lewat pengalaman nyata di lapangan. Pepatah
kuno sering kita baca dan dengar. “Jadilah
seperti padi yang semakin berisi, semakin berunduk”. Artinya semakin orang
sukses, mempunyai gelar yang tinggi, harus semakin rendah hati. Namun, banyak para
sarjana justru gagal mengaplikasikan hal ini ketika tamat kuliah dan menyandang
gelar. Orang dengan gelar yang tinggi terkadang menganggap remeh orang lain,
dan menjadi lebih memperhatikan diri sendiri ketimbang sesamanya. Kedua, Gelar setinggi langit tak akan
bisa mengajarkan mu kepekaan. Hanya dari interkasi sehari-hari kamu akan
belajar bagaimana caranya menjaga perasaan. Di bangku kuliah, biasanya
mahasiswa diajarkan untuk bebas berekspresi dalam kewajaran tertentu, bebas
mengkritik, berargumen, dan menyatakan pendapat tentang hal-hal yang disukai
dan tidak disukai. Tetapi terkadang lupa saling menjaga perasaan. Disanalah tidak
jarang muncul berbagai keirihatian dan dengki. Tetapi dalam keluarga dan dunia nyatalah
bagaimana kita belajar menghargai orang yang lebih tua, menghargai adat dan
kebiasaan dalam bermasyarakat, saling menghormati satu dengan yang lain. Ketiga, IPK tinggi tidak menjamin
kesuksesanmu. Justru jejaring luas dan koneksi yang bisa membantumu. Saya kagum
dengan orang-orang seperti Ibu Susi
Pudjiastuti, Andrie Wongso dan Eka Tjipta Widjaya. Ibu Susi tidak tamat SMA
tetapi bisa membangun usaha penerbangan Susi Air yang kurang lebih mempunyai 50
pesawat dengan memperkerjakan sekitar 180 pilot dalam dan luar negeri dan
sekarang menjadi Menteri dan ide-idenya yang orang anggap anti-mainstream tetapi inovatif untuk membangun bangsa ini, Andrie
Wongso, SD pun tidak ditamatkannya tetapi menjadi motivator handal dengan gaya
bicara yang sederhana tetapi full power,
Eka Tjipta Widjaya orang dari keluarga miskin yang hanya pendidikan SD dan kini
menjadi konglomerat yang menghidupi
70ribuan karyawan dalam sekitar 200 perusahaan termasuk mereka yang sarjana
juga jadi karyawannya. Atau miliader dunia lainnya yang putus kuliah seperti
Bill Gates (owner dari Microsoft), Mark Zukerberg (owner facebook), Larry
Ellison pengusaha yang tidak menyelesaikan kuliah tetapi mempunyai harta 28
miliar US dollar, dan ribuan bahkan jutaan orang lain yang tanpa gelar sarjaana
tetapi menjadi konglomerat dunia. Ini artinya, kuliah dan gelar yang tinggi
tidak jamin membuat orang menjadi sukses, tetapi belajar di dunia nyatalah yang
membuat orang menggapai hal itu. Keempat,
tak ada pelajaran kuliah yang mengajarimu cara praktis mengatur pengluaran.
Lewat kekurangan uang direkening yang pas-pasan barulah kamu akan belajar
bertahan. Kelima, di bangku kuliah
hanya akan gelisah saat salah dalam mengerjakan soal ujian. Namun di dunia
kerja nanti kamu perlu belajar bahwa kegagalan tak boleh membuatmu menyerah. Keenam, hidup ternyata bukan soal
tujuan, proses panjang dibaliknyalah yang membuatmu berkembang. Tidak sedikit orang
sukses dalam beburu harta dan kekayaan tanpa proses yang panjang. Misalnya saja
para koruptor, ada yang kaya mendadak tanpa suatu proses yang panjang dan
halal, tetapi sayangnya tidak sedikit pula yang harus hidup dalam penjara
karena perbuatan itu. Orang-orang seperti itu, hanya berpikir bagaimana mereka
mencapai tujuan untuk menimbun harta, dan mengesampingkan bagaimana proses yang
seharusnya lewati untuk mencapai itu. Karena itu, proseslah yang peling perlu
untuk mencapai sukses, sebab bila prosesnya baik, maka hasilnya akan memuaskan.
Dari catatan-catatan itu, menunjukkan
bahwa Ilmu dan Kesusksesan Tidak Hanya ada di Bangku Kuliah.
Tergantung dari niat kita dalam mengembangkan diri. Di era yang canggih ini,
dunia hanya ada di ujung jari. Apa pun yang sahabat-sahabat cari, semua ada di
perpustakaan dunia (google dan sejenisnya). Sekolah bukan tidak penting,
sekolah itu sangat penting, tetapi bila tidak bisa kuliah atau sekolah, apakah
kita harus terus-menerus menyesali itu? Tidak. Mungkin pintu lain tertutup tetapi terkadang kita terlalu lama terpaku
di pintu yang tertutup itu dan tidak bisa melihat ribuan pintu sukses lain yang
terbuka. Terlalu sibuk melihat kesuksesan dan kelemahan orang lain, lupa
melihat diri kita bahwa kita juga lemah dan sebenarnya bisa jadi sukses.
Terkadang juga ada orang dengan
begitu bangganya bila masuk ke perguruan tinggi negeri terbaik. Seakan-akan
itulah kunci sukses dalam studinya. Yah, memang benar, itu menjadi salah satu
yang perlu dibanggakan, tetapi apakah artinya perguruan tinggi terbaik bila
kita tidak belajar? Perguruan tinggi
yang pas-pasan pun bisa menghasilkan output
(lulusan) terbaik bila mahasiswanya niat mengembangkan diri, tidak harap
dari dosen di kelas saja. Untuk apa menyandang gelar sarjana tetapi tidak
mempunyai kontibusai apa pun bagi diri, keluarga dan lingkungannya bila orang
yang tidak sekolahpun mempunyai niat untuk mengembangkan diri? Jadi, bila tidak
bisa kuliah karena alasan orangtua tidak mampu, mungkin ada jalan lain, seperti
beasiswa dan atau sahabat-sahabat mempunyai kegemaran (passion) di bidang
lain, ada baiknya dikembangkan untuk jadi sukses. Jadi, Ilmu dan Kesusksesan Tidak Hanya ada
di Bangku Kuliah.
*sekali lagi, tulisan ini tidak bermaksud mengatakan sekolah/kuliah itu
tidak penting*