Model-model Evaluasi Kinerja pegawai
Model-model Evaluasi
OLEH: ELKANA GORO LEBA
Terdapat beberapa beberapa model evaluasi sebagai
strategi atau pedoman kerja pelaksanaan evaluasi program, yaitu:
1. Model Evaluasi CIPP
Model evaluasi CIPP adalah model evaluasi yang
tujuannya untuk mengambil keputusan dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengembangkan suatu program (Fuddin, 2007). Mbulu (1995: 62) model CIPP
merupakan singkatan (akronim) dari contect evaluation, input evaluation,
process evaluation, dan product evaluation yang
dikembangkan oleh Daniel Stufflebeam dan kawan-kawannya pada tahun 1968 di Ohio
State University dan berorientasi pada pengambilan keputusan.
Context evaluation to serve planning
decision. Konteks evaluasi ini membantu merencanakan keputusan,
menentukan kebutuhan yang akan dicapai oleh program dan merumuskan tujuan
program (Tayibnapis, 1989: 10-11). Evaluasi konteks meliputi penggambaran latar
belakang program yang dievaluasi, memberikan perkiraan kebutuhan dan tujuan
program, menentukan sasaran program dan menentukan sejauh mana tawaran ini
cukup responsif terhadap kebutuhan yang sudah diidentifikasi (Edison, 2009).
Mbulu (1994/1995: 62-63) evaluasi konteks meliputi:
a) analisis masalah/kebutuhan yang berhubungan
dengan lingkungan. Suatu kebutuhan dirumuskan sebagai suatu kesenjangan antara
kondisi yang ada sekarang dengan kondisi yang diharapkan. Apabila
kebutuhan-kebutuhan tersebut telah diidentifikasikan, maka langkah selanjutnya
adalah: b) menggambarkan secara jelas dan terperinci tujuan program yang akan
memperkecil kesenjangan antara kondisi yang ada sekarang dengan kondisi yang
diharapkan. Dengan singkat dapat dikemukakan bahwa evaluasi konteks adalah
evaluasi terhadap kebutuhan-kebutuhan, tujuan pemenuhan kebutuhan serta
karakteristik individu yang melaksanakan evaluasi.
Input
evaluation, structuring decision. Evaluasi ini menolong mengatur
keputusan, menentukan sumber-sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa
rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan. Bagaimana prosedur kerja untuk
mencapainya (Tayibnapis, 1989: 11). Evaluasi ini digunakan dalam pelaksanaan
program, diadakan penjadwalan dan prosedur pelaksanaannya (Mbulu, 1994/1995:
63). Edison (2009) evaluasi masukan dilaksanakan dengan tujuan dapat menilai
relevansi rancangan program, strategi yang dipilih, prosedur, sumber baik yang
berupa manusia (guru, siswa) atau mata pelajaran serta sarana prasarana yang
diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Singkatnya masukan
(input) merupakan model yang digunakan untuk menentukan bagaimana cara agar
penggunaan sumberdaya yang ada bisa mencapai tujuan serta secara esensial
memberikan informasi tentang apakah perlu mencari bantuan dari pihak lain atau
tidak. Aspek input juga membantu menentukan prosedur dan desain untuk
mengimplementasikan program.
Process evaluation, to serve implementing
decision. Evaluasi proses untuk membantu mengimplementasi keputusan.
Sampai sejauh mana rencana telah diterapkan? Apa yang yang harus direvisi?
Begitu pertanyaan tersebut terjawab, prosedur dapat dimonitor, dikontrol, dan
diperbaiki (Tayibnapis, 1989; 11). Mbulu (1994/1995: 63) evaluasi proses
dipergunakan untuk membantu memberikan dan menyediakan informasi balikan dalam
rangka mengimplementasi keputusan, sampai sejauh mana rencana-rencana atau
tindakan-tindakan yang hendak dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan program
sudah sesuai dengan prosedur dan penjadwalan yang ditetapkan. Evaluasi Proses
dilaksanakan dengan harapan dapat memperoleh informasi mengenai bagaimana
program telah diimplementasikan sehari- hari didalam maupun diluar kelas,
pengalaman belajar apa saja yang telah diperoleh siswa, serta bagaimana
kesiapan guru dan siswa dalam implementasi program tersebut dan untuk memperbaiki
kualitas program dari program yang berjalan serta memberikan informasi sebagai
alat untuk menilai apakah sebuah proyek relatif sukses/gagal (Edison, 2009).
Product evaluation, to serve recycling
decision. Evaluasi produk untuk menolong keputusan selanjutnya.
Apa hasil yang telah dicapai? Apa yang dilakukan setelah program berjalan?
(Tayibnapis, 1989: 11). Edison (2009) evaluasi produk mengakomodasi
informasi untuk meyakinkan dalam kondisi apa tujuan dapat dicapai dan juga
untuk menentukan jika strategi yang berkaitan dengan prosedur dan metode yang
diterapkan guna mencapai tujuan sebaiknya berhenti, modifikasi atau dilanjutkan
dalam bentuk yang seperti sekarang. Evaluasi produk meliputi penentuan dan
penilaian dampak umum dan khusus suatu program, mengukur dampak yang
terantisipasi, mengidentifikasi dampak yang tak terantisipasi, memperkirakan
kebaikan program serta mengukur efektifitas program. Mbulu (1994/1995: 64)
jenis evaluasi produk digunakan untuk: a. menolong keputusan selanjutnya,
seberapa besar hasil yang telah dicapai da apa yang akan dilakukan setelah
program dilaksanakan. b. mengukur keberhasilan pencapaian tujuan program yang
telah ditetapkan.
Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat
disimpulkan bahwa Model evaluasi untuk mengambil keputusan dalam
merencanakan, melaksanakan, dan mengembangkan suatu program dengan menggunakan
evaluasi konteks, evaluasi masukan, evaluasi proses, dan evaluasi produk.
2. Model Evaluasi UCLA
Tayibnapis (1989: 11) Alkin (1969) menulis
tentang kerangka kerja evaluasi yang hampir sama dengan model CIPP. Alkin
mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses meyakinkan keputusan, memilih
informasi yang tepat, mengumpulkan dan menganalisis informasi sehingga dapat
melaporkan ringkasan data yang berguna bagi pembuat keputusan dan memilih
beberapa alternatif. Alkin mengemukakan lima macam evaluasi yaitu: .
System assessment, yang
memberikan informasi tentang keadaan atau posisi sistem (Tayibnapis. 1989: 11).
Mbulu (1994/1995: 83) system assessment,berfungsi memberikan informasi
mengenai keadaan atau profil program. Program plannin, membantu
pemilihan program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan
program (Tayibnapis. 1989: 11). Program implementation, yang
menyiapkan informasi apakah program sudah diperkenalkan kepada kelompok
tertentu yang tepat seperti yang direncanakan? (Tayibnapis. 1989: 11). Program
improvement, yang memberikan informasi tentang bagaimana program
berfungsi, bagaimana program bekerja, atau berjalan? Apakah menuju pencapaian
tujuan, adakah hal-hal atau masalah-masalah baru yang muncul tak terduga
(Tayibnapis. 1989: 11). Mbulu (1994/1995: 83) program
improvement, berfungsi memberikan informasi tentang bagaimana program
tersebut bermanfaat dan bagaimana program dapat dilaksanakan. Program
certification, yang memberi informasi tentang nilai atau guna
program(Tayibnapis. 1989: 11).
3. Model evaluasi Brinkerhoff
Model ini dikembangkan oleh Brinkerhoff dan
kawan-kawan, dengan mengemukakan tiga jenis desain yaitu (dalam Dwiyogo, 2006:
54):
1) Fixed vs Emergant evaluation
design. Desain fixed ditentukan dan direncanakan
secara sistematis dan desainnya dikembangkan dengan mengacu pada tujuan
program. Rencana analisis dibuat sebelumnya dimana si pemakai akan menerima
informasi seperti yang telah ditentukan dalam tujuan. Strategi pengumpulan
informasi dalam desain ini menggunakan tes, angket, lembar wawancara. Berbeda
dengan desain fixed, desain emergent dibuat
dengan maksud menangkap fenomena yang sedang berlangsung yang berpengaruh
terhadap program seperti masukan-masukan baru. Pada prinsipnya desain ini terus
berkembang sesuai dengan kondisi dan dapat berubah sesuai dengan kebutuhan.
2) Formatif vs Summative evaluation.Evaluasi formatif digunakan
untuk memperoleh data bagi keperluan revisi program, sedangkan evaluasi sumatif
dibuat untuk menilai kegunaan suatu program. Pada evaluasi sumatif fokus
evaluasi ditujukan pada variabel-variabel yang dipandang penting dan berkaitan
dengan kebutuhan pengambilan keputusan. 3) Desain eksperimental dan Quasi eksperimental
vs Natural inquiry. Desain eksperimental, quasi
eksperimental dan natural inquiry desain merupakan hasil
adopsi dari disiplin penelitian. Desain eksperimental dan quasi eksperimental
digunakan untuk menilai suatu program yang baru diujicobakan. Sedangkan natural
inquiry dilakukan dengan cara evaluator terlibat langsung dengan
sumber-sumber informasi serta program yang dilaksanakannya.
4. Model Evaluasi Stake
Model ini dikembangkan oleh Stake (1967),
analisis proses evaluasi yang dikemukakannya membawa dampak yang cukup besar
dalam bidang ini dan meletakkan dasar yang sederhana namun merupakan konsep
yang cukup kuat untuk perkembangan yang lebih jauh dalam bidang evaluasi. Stake
menekankan adanya dua dasar kegiatan dalam evaluasi ialah Descriptions dan judgement dan
membedakan adanya tiga tahap dalam program pendidikan yaitu: Antecedents
(context), transaction (process), dan Outcomes
(output) (Tayibnapis. 1989: 11).
Mbulu (1994/1995: 74-75): Tahap pendahuluan (antecedents) menyangkut
kondisi yang terlebih dahulu ada sampai pada saat dilakukan instruksi yang
dihubungkan dengan hasil yang dicapai. Tahap transaksi (transactions) menyangkut
proses dilakukannya instruksi dan hasil yang diperoleh adalah karena pengaruh
dari proses tersebut. Tahap outcomes menyangkut hasil yang
dicapai setelah program diimplementasikan serta untuk menentukan langkah kerja
selanjutnya.
Penekanan yang umum atau hal yang penting dalam
model ini ialah bahwa evaluator yang membuat penilaian tentang program yang
dievaluasi. Stake mengatakan bahwa description di satu pihak
berbeda dengan judgement atau menilai. Dalam model
ini, antecedents (masukan), transaction (proses)
dan outcomes (hasil) data dibandingkan tidak hanya untuk
menentukan apakah ada perbedaan tujuan dengan keadaan sebenarnya, tetapi juga
dibandingkan dengan standar yang absolut, untuk menilai manfaat program
(Tayibnapis,1989:16-17).
DAFTAR PUSTAKA
Tayipnapis, F.Y. 1989. Evaluasi
Program. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan.
Zulharman. 2007. Evaluasi Kurikulum :
Pengertian, Kepentingan Dan Masalah Yang Dihadapi, (Online), (http://
zulharman79. wordpress. com/ 2007/08/04/
evaluasi-kurikulum-pengertian-kepentingan-dan-masalah-yang-dihadapi/, diakses
12 April 2011)
Mbulu, J. 1995. Evaluasi Program Konsep
Dasar, Pendekatan Model, dan Prosedur Pelaksanaan. Malang: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Malang Proyek
Operasi dan Perawatan Fasilitas.
Mulyono. 2009. Penelitian Eveluasi
Kebijakan, (Online), (http:// mulyono. staff.uns
.ac.id /2009/
05/13/penelitian-evaluasi-kebijakan/, diakses 11 April 2011)
Rika Dwi Kurniasih. 2009. Teknik
Evaluasi Perencanaan, (Online), (http:// images.rikania09.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/SUdfiwoKCF8AADuyo-81/Rika%20Eva.doc?nmid=148657139,
diakses 12 April 2011)
Suharsimi Arikunto. 2007. Manajemen
Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta
Edison. 2009. Penelitian dan Evaluasi
Dalam Bidang Pendidikan:Evaluasi CIPP, (Online), (http://ed150n5.blogspot.com/2009/04/evaluasi-cipp.html,
11 April 2011)
Fuddin Van B. 2007. Evaluasi Program,
(Online), (http:// fuddin. wordpress.com
/2007/07/17/ evaluasi-program/, diakses 11 April 2011)
Inggit Kurniawan. 2009. Pengertian dan Konsep
Evaluasi, Penilaian dan Pengukuran (Online), (http:// santriw4n.
wordpress. com/ 2009/ 11/ 18/pengertian -dan-konsep -evaluasi- penilaian-dan-pengukuran/,
diakses 11 April 2011)