BERKAT-BERKAT DARI PENDERITAAN
Dalam
artikel rohani ini saya ingin membahas ayat Alkitab dalam Yakobus 1:12
yang bunyinya “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab
apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang
dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.” Judul tulisan saya kali ini adalah : "Berkat-berkat dari Penderitaan".
Mendengar judul ini saya yakin bahwa ada dari antara saudara-saudara
sedang berfikir, Apa mungkin? Berkat apa yang akan di dapat dari
penderitaan? Wah…. Pendeta Sagala mulai membahas satu kebohongan.”
Saudara,
siapakah dari antara kita yang mau menderita? Siapakah dari antara kita
yang suka ditimpa kesusahan? Tentu saja tidak ada! Siapakah dari antara
kita yang tidak pernah mengalami penderitaan dan kesusahan? Siapakah
dari antara kita yang pernah mengalami penderitaan?
Umumnya,
semua manusia pernah mengalami kesusahan dan penderitaan. Malah,
sebenarnya Alkitab mengatakan agar kita mengharapkan adanya kesusahan.
Tak terkecuali bahkan orang Kristen yang baik sekalipun harus menderita.
Orang Kristen akan mengalami kesusahan, penyakit, penderitaan kerugian.
Singkatnya, masalah, kesusahan dan penderitaan akan datang.
Mari
kita membuka Alkitab kita dalam Mazmur 34:19 ”Tuhan itu dekat kepada
orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk
jiwanya.”
Berkat-berkat dari Penderitaan:
Apakah
ada alasannya mengapa Allah mengizinkan penderitaan itu terjadi kepada
orang-orang Kristen? Apakah ada maksud tersembunyi dari penderitaan yang
kita alami? Apakah penderitaan itu bernilai? Apakah ada hal yang baik,
pada saat saudara punya masalah yang sangat rumit?
5 Berkat Penderitaan:
(1) PENDERITAAN ITU BERGUNA BAGI KESELAMATAN KITA
Penderitaan
adalah merupakan berkat. Bahkan tidak terkecuali Yesus sendiripun
menderita. Ia lebih dulu menderita daripada kita. Yesus Kristus
menderita untuk menyelamatkan kita. Yesus harus lebih dulu mati agar
kita beroleh keselamatan. Yesus mengalami begitu banyak penderitaan demi
kita. Sebagaimana Yesus sudah menderita, maka kita juga harus
menderita. Lukas 9:23. “KataNya kepada mereka semua: “Setiap orang yang
mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap
hari dan mengikut Aku.” Yesus punya salib untuk dipikul, kita juga punya
salib untuk dipikul yakni salib penderitaan.
Saya pernah membaca suatu pernyataan yang berbunyi: A
religion that does nothing, gives nothing, costs nothing and suffers
nothing is worth nothing. (Suatu agama yang tidak mengerjakan apapun,
tidak memberi apapun, tidak ada biaya apapun dan tidak menderita apapun,
tidak ada apapun nilainya.)]
Ellen White juga menulis: “We must be partakers of Christ’s sufferings here if we would share in His glory hereafter.” “Kita harus ambil bahagian dari penderitaan Kristus di sini jika kita mau berbagi kemuliaanNya selanjutnya.” Early
Writings, p. 47. Melalui tulisan Roh Nubuat ini dapat kita ambil
indikasi bahwa “tanpa penderitaan kita tidak akan mungkin diselamatkan.”
Berbicara mengenai Firdaus Ellen White berkata: “None will be there who
have not, like Moses, chosen to suffer affliction with the people of
God.” “Tidak akan ada disana yang tidak seperti Musa, dipilih untuk menderita bersama dengan umat Tuhan.” 1T78.
Mari kita membuka Ibrani 11:24,25. Musa diselamatkan oleh penderitaan. “Karena
iman maka Musa, seteklah dewasa, menolak disebut anak puteri Firaun,
karena ia lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah daripada untuk
sementara menikmati kesenangan dari dosa.”
Itulah yang Musa
lakukan. Dia memilih untuk menderita. Sekiranya Musa memilih untuk
tidak mengalami penderitaan, sekiranya dia tinggal tenang di istana
Firaun, maka dia tidak akan pernah melihat muzizat di laut merah, dia
tidak akan pernah melihat tiang api, dia tidak akan pernah membuat
muzizat tongkat menjadi ular. Tetapi dia lebih memilih untuk menderita
dan hidup bersama domba gembalaannya 40 tahun di padang belantara.
Sekiranya Musa memilih bersenang-senang di istana Firaun dan tidak mau
menderita dengan umatnya, maka Musa sudah menjadi mummi saat ini. Tetapi
saudara dimana Musa sekarang? Saat ini Musa tidak berada di salah satu
mummi yang ada di Mesir, saat ini Musa hidup, dia berada di Surga,
karena dia telah memilih untuk menderita dengan umat-umat Allah.
Saudara, umat Allah memang harus mengalami penderitaan, karena
penderitaan dan kesusahan akan menghasilkan keselamatan dan hidup kekal.
2 Korintus 1:6 “Jika kami menderita, hal itu menjadi penghiburan dan keselamatan kamu …. “
Saudara,
kita menderita untuk keselamatan kita. Saudara, buku Wahyu berbicara
mengenai orang-orang kudus. Tentu saja saudara berharap bahwa
orang-orang kudus itu akan mengalami pengecualian dan tidak akan
menderita. Tetapi menurut Wahyu 7:14, orang-orang kudus sekalipun tidak
terkecuali, mereka juga mengalami penderitaan. ”Mereka ini adalah
orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar
Bahkan, kematian dapat menolong kita untuk mendapatkan keselamatan. Mari kita baca dalam Yesaya 6:1 “Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan.” Nampaknya
ayat ini memberikan indikasi bahwa Yesaya belum sepenuhnya bertobat
sebelum kemtian khusus seseorang. Trauma mengkibatkan pertobatannya.
Saudara, dengan demikian rasa nyeri dan sakit dapat membantu membawa
kita ke pada Tuhan.
(2) RASA SAKIT MEMBUAT SURGA LEBIH BERHARGA
Saudara,
rasa sakit membuat surga itu lebih berharga. Orang yang menderita akan
merasakan bahwa surga itu lebih berharga. Dalam 1 Tawarikh 4:10. Yabes
berdoa agar dirinya dilepaskan dari malapetaka dan penyakit. Nampaknya
Yabes sangat menderita dan Yabes akan menikmati surga di mana tidak akan
ada lagi penyakit. .. Wahyu 21:4 berkata ”Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, & maut tidak akan ada
lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, ataua ratap tangis, atau duka
cita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.” Saudara,
kita akan menikmati suasana Surga, penderitaan dan kesusahan kita
sewaktu di dunia ini akan terlupakan, dan lenyap ditengah-tengah
kemuliaan dunia baru.
(3) PENDERITAAN MEMBUAT KITA MENJADI LEBIH BAIK.
Penderitaan adalah merupakan suatu proses, yaitu proses Ilahi untuk menjadikan kita lebih baik.
Pada
suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengaduh pada
ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan
lembek.
“Anakku,” kata sang ibu sambil bercucuran air mata,
“Tuhan tidak memberikan pada kita bangsa kerang sebuah tangan pun,
sehingga Ibu tak bisa menolongmu. Sakit sekali, aku tahu anakku. Tetapi
terimalah itu sebagai takdir alam.” “Kuatkan hatimu. Jangan terlalu
lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang
menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa
kau perbuat”,
kata ibunya dengan sendu dan lembut.
Anak kerang
pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit bukan
alang kepalang. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat
ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi
tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya.
Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar.
Rasa
sakit menjadi terasa lebih wajar. Akhirnya sesudah sekian tahun,sebutir
mutiara besar, utuh mengkilap,dan berhargamahal pun terbentuk dengan
sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara; air matanya berubah
menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita
bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma
disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan.
Pelajaran berharga:
If God brings you to it,
He will bring you through it.
Happy moments, praise God.
Difficult moments, seek God.
Quiet moments, worship God.
Painful moments, trust God.
Every moment, thank God.
Saudara,
mari kita membaca Yakobus 1:2-4. “Saudara-saudara, anggaplah sebagai
suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh kedalam berbagai pencobaan, sebab
kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu, menghasilkan ketekunan. Dan
biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu
menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.” Ada begitu
banyak berkat-berkat dan kegunaan dari penderitaan.
Dunia ini
dipenuhi oleh orang-orang yang telah berhasil melalui penderitaan yang
mereka alami. Misalnya saja Rasul Paulus, barangkali dialah yang
terbesar diantara para rasul, dia menulis lebih setengah dari buku Perjanjian
Baru, dia menulis paling banyak bila dibandingkan dengan seluruh
rasul-rasul. Dia adalah seorang besar, tetapi saat yang sama diapulalah
yang paling menderita dari antara rasul-rasul. Pada saat saat yang
paling sulit, dia berhasil menulis surat yang besar.
Marthin
Luther, adalah merupakan seorang reformator besar, dia juga telah
melakukan hal besar dia menerjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Jerman,
tapi dia juga mengalami penderitaan.
Beethoven menciptakan suatu
komposisi musik yang besar meskipun dia menderita dan tuli. Malah dia
merasa kekurangan pendengarannya membuat musiknya lebih baik. Dia tidak
pernah mendengar komposisi musik indah yang telah dibuatnya.
Bahkan
dalam Lagu Sion yang kita gunakan kita menemukan banyak
nyanyian-nyanyian yang indah yang telah diciptakan oleh seorang Fanny J.
Crosby, yang telah menderita oleh karena buta sejak ia berusia 6 tahun.
Seseorang yang dengan semberono telah meletakkan suatu tapal yang
sangat panas di matanya dan ini membuat dia menjadi buta. Dia
mengganggap penderitaannya ini merupakan suatu berkat. Dia hidup hampir
95 tahun total buta, tapi dia telah berhasil menciptakan 8000 nyanyian
pujian! Dia menulis lagu “Slamat di lengan Yesus” hanya dalam waktu 20
menit! Penderitaannya menjadi berkat baginya dan juga bagi jutaan umat
manusia.
1 Korintus 10:13 “Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia.” Saudara, kita tidak akan memikul penderitaan yangn berat yang tidak dapat kita pikul bersama dengan Yesus. Maleaki 3:2,3. “Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatanganNya? Dan
siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab
ia seperti api tukang pemurni logam dan seperti sabun tukang penatu. Ia
akan duduk seperti orang yang memurnikan dan mentahirkan perak …”
Saudara,
kita adalah perak dan Tuhan adalah pemurni. Pemurni Surgawi kita hanya
akan mengizinkan api kesusahan itu untuk memakan habis sifat keduniawian
kita sehingga tabiat kita lebih menyerupai tabiatNya
(4) PENDERITAAN MENGAJARKAN PENURUTAN
Begitulah
caranya kita belajar untuk menurut. Kita akan menurut jika kita sudah
mengalami penderitaan. Alkitab berkata tentang Yesus dalam Ibrani 5:8 ”Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah dideritaNya.”
Kalau
Yesus saja belajar mengenai penurutan dari penderitaan, maka kita juga
tidak terkecuali. Beberapa penderitaan adalah merupakan tanda bahaya
yang menyatakan bahwa kita telah melanggar Hukum.
Dalam buku The Acts of the Apostles, p. 524 Ellen White berkata, “Pencobaan
adalah bagian dari pendidikan yang diberikan di sekolah Kristus, untuk
memurnikan anak-anak Tuhan dari sampah keduniawian. Itulah sebabnya
Tuhan sedang memimpin Anak-Anaknya melalui pengalaman yang datang kepada
mereka. Pencobaan dan Rintangan adalah metode disiplin pilihannya, dan
merupakan keadaan untuk sukses yang ditetapkan nya”
(5) PENDERITAAN MEMBAWA BANYAK BERKAT BAGI KITA.
2 Korintus 1:5. “Sebab
sama seperti kami mendapat bagian berlimpah-limpah dalam kesengsaraan
Kristus, demikian pula oleh Kristus kami menerima penghiburan berlimpah
limpah.”
“God never leads His children otherwise than they
would choose to be led, if they could see the end from the beginning,
and discern the glory of the purpose which they are fulfilling as
coworkers with Him.” Desire of Ages, by EG White, p. 224-225.
Saudara,
hidup ini tidak mungkin seluruhnya indah tanpa adanya kesusahan. Perlu
adanya awan di langit membuat agar sinar matahari itu menjadi indah.
Tergantung
bagaimana kita menghadapi penderitaan. Paulus dan Yunus sama sama
menghadapi topan yang buruk. Paulus tetap melakukan pekerjaan Tuhan
meskipun dia ditimpa topan, tetapi Yunus lari dari Allah saat menghadapi
amukan topan. Paulus dinantikan oleh suatu pulau yang indah saat topan
reda, sementara Yunus dinantikan oleh seokor ikan raksasa setelah topan
reda.
Saudaraku, tiga kali Paulus meminta kepada Tuhan agar Tuhan
menyingkirkan penderitaan dan penyakit dari dalam tubuhnya. Apakah
Tuhan menyingkirkannya? Tidak bukan? 2 Korintus 12:9.“Tetapi jawab Tuhan kepadaku: “Cukuplah kasih karuniaKU bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasaKu menjadia sempurna. Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas skelemahanku, supaya Kristus turun menaungi aku.”
Saudaraku,
biarlah kita seperti Paulus, bilamana kesulitan hidup ini menimpa kita,
kita dapat percaya sepenuhnya kepada Kristus. Tidak salah untuk meminta
agar Tuhan melepaskan kita dari penderitaan sama seperti Paulus meminta
agar duri dalam tubuhnya dibuangkan, tetapi jika Tuhan memberikan kita
untuk menghadapi kesusahan dan penderitaan, terimalah itu, dapatkanlah
berkat-berkat dari penderitaan yang kita alami.
“Berbahagialah
orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji,
ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada
barangsiapa yang mengasihi Dia.” Yakobus 1:12
Semoga
masing-masing kita diberkati oleh Allah sementara kita mengalami
penderitaan dana kesusahan, dan semoga masing-masing kita tetap setia
sampai tiba waktunya dimana Allah akan memberikan mahkota kehidupan
kepada setiap orang yang setia kepadaNya.
Sumber: Dunia Ministry Online