AMSAL 14: 8 "Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu oleh kebodohannya."
AMSAL 14: 8 "Mengerti jalannya sendiri adalah hikmat
orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu oleh kebodohannya."
Selama beberapa
tahun mengajar, saya menemukan fakta bahwa ada banyak orang yang belum
mengetahui seberapa besar potensi mereka sebenarnya. Ada banyak diantara
siswa-siswi saya yang tidak mengetahui dimana letak kekuatan mereka, apa yang
mereka miliki yang sebenarnya akan sangat berguna jika diasah. Maka salah satu
kebiasaan saya adalah mencoba mengenali mereka lebih dalam dan menggali potensi
mereka. Disamping itu mereka pun biasanya membutuhkan dorongan moril. Saya
selalu memotivasi mereka dalam setiap pertemuan, karena itu merupakan salah
satu masalah terbesar untuk sukses. Jika ditanya mereka ingin jadi apa,
biasanya mereka kesulitan untuk menjawab. Padahal peluang sebenarnya ada
banyak, bahkan di depan mata sekalipun. Tapi seringkali kita membuang-buang
kesempatan itu tanpa sadar. Sebuah penelitian menyatakan bahwa rata-rata
peluang yang hadir setiap harinya berjumlah 4000. Tapi bisa jadi kita tidak
melihatnya, atau kita sering terlalu fokus kepada hambatan ketimbang peluang
itu sendiri. Kita merasa tidak sanggup, pekerjaan itu terlalu besar, tidak
berani untuk memulai, terlalu tinggi untuk dicapai dan sebagainya. Kita terlalu
sering menilai diri kita terlalu kecil. Padahal kesuksesan bisa jadi ada di
depan mata. Tapi kita melewatkannya lagi dan lagi, sehingga kesempatan selalu
berlalu sia-sia di depan mata.
Hidup akhirnya hanya berisi keluhan. Kita hanya
melihat bahwa antara jumlah pelamar kerja dan lowongan pekerjaan tidaklah
sebanding, dan kita menjadikan itu sebagai alasan untuk tidak juga mulai
melakukan sesuatu. Padahal jika penelitian di atas berkata ada 4000 peluang
secara rata-rata per hari, masa satupun tidak ada yang bisa kita lakukan?
Tidak mengenali
potensi diri sendiri, merasa kecil dan tidak mampu, itu masalah terbesar bagi
banyak orang. Padahal Tuhan menciptakan kita begitu lengkap. Bukan saja organ
tubuh, bukan saja nafas kehidupan, tapi Tuhan telah mempersiapkan rancanganNya
yang terbaik bagi kita, bahkan telah melengkapi kita dengan talenta-talenta
tersendiri, dengan keunikan dan kemampuan yang berbeda-beda bagi setiap orang
dengan tujuan agar kita bisa saling melengkapi. Ironisnya yang sering terjadi,
orang hanya duduk diam dan merasa iri dengan kemampuan orang lain. Padahal jika
saja mau melihat potensi diri, pasti ada sesuatu yang bisa diolah dan
menghasilkan kesuksesan, karena Tuhan telah membekali setiap kita dengan
talenta masing-masing. Mungkin tidak pintar jualan tapi pintar bertukang,
mungkin tidak bisa memasak tapi mengerti banyak urusan komputer, tidak pintar
berbicara, tapi hebat menyusun strategi, tidak suka politik tapi cekatan
bekerja, dan sebagainya. Tidak masalah, karena tidak ada orang yang mampu
melakukan segala sesuatu. Karena itulah Tuhan memberikan talenta yang
berbeda-beda agar kita semua bisa saling melengkapi dan bisa memuliakan Tuhan
di bidang kita masing-masing. Peluang untuk sukses? Tetap ada biar
bagaimanapun.
Semua orang berpeluang untuk sukses. Saya percaya itu. Yang
penting adalah mengetahui kemampuan kita sendiri secara benar, mau mengasahnya
agar lebih tajam, dan terus meletakkannya dalam doa agar langkah demi langkah
tetap beradadalam rencana Tuhan. Dikuasai ketakutan, kekhawatiran, keraguan dalam
mengambil sikap dan sebagainya, termasuk mengukur diri terlalu rendah merupakan
hal yang harus kita atasi, agar berkat-berkat Tuhan tidak berlalu sia-sia di
depan mata.
"Mengerti
jalannya sendiri adalah hikmat orang cerdik, tetapi orang bebal ditipu oleh
kebodohannya." (Amsal 14:8). Demikian firman Tuhan berkata. Orang cerdik
yang penuh hikmat akan mampu mengetahui kemampuannya sendiri, tapi sebaliknya
orang yang bebal akan terus dikuasai oleh keraguan, kekhawatiran dan
ketidakberanian mereka untuk melangkah dan akibatnya tidak kunjung maju. Dalam
perumpamaan talenta di Matius 25:14-30 kita bisa melihat bahwa Tuhan telah
membekali kita dengan talenta tersendiri. Jumlahnya bisa jadi berbeda, namun
yang terkecil sekalipun, satu talenta, itu sudah merupakan pemberian yang besar
dari Tuhan. Dalam alkitab satu talenta digambarkan setara dengan 1000 uang
emas. Itupun sudah besar bukan? Pemberian Tuhan ini harus mampu kita asah dan
olah hingga bisa menghasilkan. Itulah yang Tuhan kehendaki, bukan sebaliknya hanya
ditimbun dan malah bersungut-sungut seperti hamba yang diberi satu talenta
dalam perumpamaan ini. "Kini datanglah juga hamba yang menerima satu
talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam
yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat
di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan
talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!" (ay
24-25). Inilah gambaran orang yang tidak menghargai pemberian Tuhan, tidak
hanya menolak tapi malah menuduh dan bersungut-sungut, diliputi ketakutan akan
kegagalan dan memilih untuk diam saja tanpa berbuat apa-apa. Talenta yang kecil
sekalipun jika diolah akan berbuah, dan Tuhan siap memberi lebih lagi jika kita
sudah mampu bertanggungjawab atas perkara kecil. "Karena setiap orang yang
mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang
tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya."
(ay 29).
Hari ini
berhentilah mengeluh, bersungut-sungut atau menuduh Tuhan tidak juga menurunkan
berkatNya. Seringkali yang terjadi adalah kita melewatkan kesempatan berlalu di
depan mata, membiarkan berkat Tuhan terbuang sia-sia. Berhentilah
bermalas-malasan dan berhentilah terus menerus dikuasai kekhawatiran dan
ketakutan. "Si pemalas berkata: "Ada singa di luar, aku akan dibunuh
di tengah jalan." (Amsal 22:13). Jika kita terus dikuasai keraguan dan
kekhawatiran, maka kita pun akan menjadi pribadi-pribadi yang malas, tanpa
semangat. Oleh karena itu temukanlah potensi diri sendiri. Seringkali Tuhan
tidak langsung memberikan ikan, tapi Dia menyediakan kail. Apakah kita mau
menggunakannya atau tidak, itu akan menentukan sejauh mana kesuksesan akan kita
raih. Yesus sudah menunjukkan hal ini ketika Dia memberi makan ribuan orang
dengan menggandakan lima roti dan dua ikan. Tuhan Yesus berkata: "Berapa
banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!" (Markus 6:38). Yesus
sanggup langsung menurunkan makanan dari langit, tapi itu tidak Dia lakukan. Yesus
lebih memilih untuk melihat apa yang ada pada kita, dan dengan berkatNya semua
itu bisa menjadi berlimpah-limpah.. Semua itu sangat berguna untuk mengajarkan
kita agar tidak menjadi orang-orang manja dan mau berubah menjadi pribadi yang
giat berusaha. Periksalah! Periksa ada berapa roti yang kita miliki, dan Tuhan
siap melipatgandakan itu menjadi berkat yang berlimpah.
Hari ini mari
kita kenali potensi diri kita yang sebenarnya. Mari kita periksa talenta apa
yang Tuhan berikan kepada kita, dan mari kita kembangkan, asah dan olah.
Saatnya untuk mempergunakan talenta yang kita miliki untuk sukses, dan
memakainya untuk kemuliaan Tuhan. Sesungguhnya semua orang dirancang Tuhan
untuk sukses, dan Dia telah menyediakan segala sesuatu yang diperlukan untuk bisa
mencapai itu. Jangan biarkan berkat Tuhan berlalu sia-sia, mulailah hari ini
untuk menjadi orang cerdik yang penuh hikmat yang mengetahui kemampuan atau
potensi diri sendiri.
Tuhan telah
memberikan talenta yang cukup kepada setiap orang untuk bisa sukses