MODEL PRISMATIK
Ringkasan
Bab I buku F. W. Rigs: “ADMINISTRASI NEGARA-NEGARA BERKEMBANG
(Teori
Masyarakat Prismatis”)
Elkana Goro Leba
-------------------------------------------------------------------
Konseptualisasi
Masyarakat Tradisional
Dewasa ini
banyak Negara yang mencoba membangun industrialisainya atau yang sering disebut
sebagai “masyarakat transisi”. Hal ini berangkat dari konsep bahwa masih banyak
Negara yang masyarakatnya dapat dibilang terbelakang. Dengan adanya
industrialiasi ini di harapkan mampu mendorong perubahan yang Nampak dari
masayarakat tradisional ke masyarakat transisi dari transisi menjadi masyarakat
yang lebih modern. Perubahan ini dikristalisasikan dalam dalam tekad
pembangunan ekonomi, social budaya, politik dan administrasi.
Dalam teori
pembangunan ekonomi kita dapat menggunankan petunjuk seperti tingkat pendapatan
perkapita atau lebih tepat lagi dengan terminology teori tahap-tahap
pertumbuhan ekonominya Rostow tentang pra kondisi atau Lepas landas yang
melahirkan kombinasi beberapa variable tertentu. Terlepas dari persoalan apakah
teorinya rostow bermanfafat atau tidak secara empiris ia telah membekali para
ekonom dengan sperangkat model ini yang akan menjadi pegangan.
Model
Sebagai Suatu Yang Mutlak
Seorang ahli
metodologi ilmu-ilmu social terkenal mengemukakan bahwa sebenarnya kita tengah
menggunakan model suka atau tidak suka pada saat kita berpikir secara sistemtis
tentang berbagai hal secara menyeluruh. Dalam hal ini suatu model berbicara
tentang struktur symbol-simbol dan aturan-aturan yang berlaku yang kita anggap
memiliki kesamaan dalam dunia nyata. Jika suatu model dipilih secara benar maka
mudah bagi kita untuk memahami fenomena dimana model itu diterapkan. Bila
dipilah sembarangan maka hasilnya akan menyesatkan. Dalam pengertian ini model
tidak pernah bisa dikatakan benar atau salah. Sebab suatu model yang
menjelaskan realitas administrasi suatu lingkungan bisa saja mengubarkan
perubahan-perubahan pada lingkungan lainnya.
Gambaran
Tentang Administrasi Negara
Kita tidak bisa
berbicara tentang administrasi tanpa memiliki model-model tertentu atau
konsepsi “a priori” tentang bagaimana system administrasi itu berjalan, sama
halnya dengan gagasan yang kita miliki tentang bagaimana system pasar berjalan,
bagaimana harga disesuaikan agar tercapai keseimbangan penawaran dan
permintaan.
Persoalan pokok dalam administrasi
Negara timbul dari seperangkat asumsi bahwa jika hokum harus dijalankan dan
jika pada saat yang pertama sumber masyarakat, tenaga ahli, bangunan-bangunan serta
perlengkapan-perlangkapan terbatas adanya, cara apakah yang paling efisien
sehingga sarana-sarana yang langka itu dapat dimobilisasi untuk mencapai
keinginan yang seluas-seluasnya.
Dalam bukunya
Karl Polanyi membedakan antara ekonomi formal yang berhubungan dengan model
pasar sebagaimana yang telah diuraikan dan contoh substantive yang berhubungan
dengan cara-cara menusia berinteraksi dengan lingkungan social dan alamnya
unutk memenuhi kebutuhan materialnya. Dari sudut pandang ini, ekonomi
substantive berkenaan dengan keadaan yang tidak mencukupi, dengan ketiadaan
pilihan atau yang hanya dilakukan dalam keadaan kecukupan. Dengan kata lain,
sekalian tidak ada tempat tukar-menukar tetapi orang masih dapat menemukan cara
perilaku ekonomis yang tidak disadari untuk memenuhi kebutuhan materialnya.
Model-Model
Administrative Substantive Versus Formal
Oleh sebab itu,
apakah dalam administrasi kita tidak bisa menerapkan kperbedaan yang sama
seperti yang dijabarkan Polanyi pada ekonomi yaitu perbedaan antara
administrative formal dengan substantive. Walaupun administrasi substantive
harus terjadi tanpa suatu biro, persis seperti ekonomi substantive yang tidak
perlu mensyaratkan adanya pasar akan tetapi tanpa kebijakan-kebijakan dan
birokrat-birokrat, kegiatan pemerintah tidak
dapat dilakukan. Walaupun demikian, yang penting dewasa ini bukanlah masalah
cara pemerintahan yang birokratis lawan traadisional. Dalam dunia kontemporer
masayarakat-masayarakat transisi itu berusaha untuk tetap hidup dan melindungi
nilai-nilai mereka yang paling luhur. Untuk itu, mereka tidak dapat lagi
mengandalkan metode-metode administrative dan ekonomi teradisional.
Model
Deskriptif Lawan Preskriptif
Seperti halnya
ekonomi formal yang mengharapkan adanya pasar yang rasional maka teori
administrative formal pun mensyaratkan efisiensi dalam pelaksanaan kebijakan
sebagai suatu tujuan normative. Dengan kata lain, teori administrative tidak
hanya meminta kita untuk melihat apa yang ada sekarang ini atau apa yang telah
ada tetapi juga apa yang seharusnya ada. Sebenarnya titik berat pembicaraan dalam
buku-buku administrative lebih banyak berbicara dengan preskripti, apa yang
disebut dengan prinsip-prinsip administrasi Negara antara lain ialah kekuasaan
harus disesuaikan dengan tanggung jawab, fungsi staf harus jelas tepisah dengan
fungsi lini, komunikasi harus dua arah, gaji harus sesuai dengan kerja.
Pertanyaannya
adalah apakah suatu model ini dapat diterapkan pada semua kasus atau tidak. Mungkin
pertanyaan ini dapat dijawab kecuali kita tahu banyak tentang kasus itu. Dengan
kata lain kita membutuhkan kemampuan analitis serta deskriptif yang menyeluruh
mengenai apa yang terjadi sekarang sebelum kita dapat membuar
penilaian-penilaian yang bermanfaat mengenai apa yang harus dilakukan,
perubahan-perubahan yang harus dibuat. Model perilaku administrasi sebagaimana
hal dengan model ekonomi diilhami dari pengalaman masyarakat barat dengan pasar
dan bironya telah dan setidak-tidaknya disamakan gambaran yang telah ada pada
model tersebut. Tentu saja kita tidak menganggap bahwa dalam masyarakat
transisi dapat diuraikan dengan tepat dalam istilah yang demikian walaupun
sebenarnya kita terpancing utnuk melakukannya.
Kecenderungan
untuk menerima begitu saja model-model itu sebagaimana berasalnya dari
kurangnya model-model alternative. Para administrator kerajaan inggris yang
dibingungkan oleh masalah hasil tanah jelas telah memiliki suatu pendangan yang
berbeda dengan mengenggap bahwa ada alternative berupa dikotomi antara sewa dan
pajak. Ketika model redistributive diketengahkan maka kemungkinan alternative
menjadi jelas.
Demikian juga
halnya dengan kemungkinan menguraikan realitas administrative dalam istilah
lain dari biro administrasi formal serta criteria efisiensi lahir hanya ketika
model-model alternative telah tersedia. Alternative yang demikian selanjutnya
member kita suatu cara yang mudah untuk menganalisa kondisi-kondisi dimana
suatu prinsip administrasi yang khusus mejadi relevan dan bermanfaat.
Walau demikian kebutuhan
akan model alternative dapat ditentang oleh mereka yang berpendapat bahwa dalam
pemerintahan masyarakat transisi masyarakat transisi dewasa ini telah ada
struktur-struktur baru yang terspesialisasi unutk melaksanakan tugas
administrasi Negara sehingga ketentuan yang sama dan berjalan dengan baik di
Negara-negara berkembang seharusnya juga berjalan sama baiknya dengan Negara
yang kurang berkembang. Tentu saja dewasa ini kita akan menemukan di
pemerintahan di Asia, Afrika dan Amerika Latin badan-badan adminirstari formal
yang serupa dengan yang terdapat di Eropa dan Amerika Serikat. Akan tetapi
penelitian yang lebih mendalam terhadap lembaga-lembaga tersebut ternyata
menunjukkan cara kerja yang berbeda atau mereka mejanlakan fungsi social
politik yang tidak lasim.
Berikut ini kita
mencoba melihat beberapa karakteristik masyarakat transisi yang dapat menandai
substantive masyarakat itu sendiri.
Model
Prismatik
Dalam
setiap masyarakat proses diferensiasi tidak terjadi secara tiba-tiba dan pada
tingkat kecepatan yang sama. Bagaimana pemencaran itu terjadi? Apakah yang
menjadi tahap perantara diantara kedua kutub itu? Dan menggunakan konteks asli
yang melahirkan pengendaian kita itu.
Konsep prismatic
membantu pemahaman kita mengapa model yang ditujukan untuk studi kedua ujung
kontinum ini tidak cukup memadai dalam situasi pertengahan. Ilmu-ilmu social
yang hanya mempelajari struktur yang terspesialisasi tidak cukup sebab walupun
struktur yang memiliki diferensiasi itu lahir dalam bentuk embrionik atau
prismatic tetapi mereka jarang sekali berfungsi secara otonom. Oleh sebab itu,
orang tdak dapat memahami setiap struktur tanpa memahami perilaku.
Keluarga
misalnya secara fundamental dapat bergeser ke dalam partai politik, perekrutan
pagawai negeri, perilaku pasar dan sekte keagamaan padahal dalam masyarakat yang
memancar pengaruh keluarga akan bersifat sekunder atau dapat diabaikan. Perilaku
ekkonomi dalam masyarakat primatis juga tidak dapat dimengerti tanpa
mempertimbangkan interaksinya dengan politik dan administrasi. Pertanian dan
praktek pengibatan selalu dikaitkan dengan ritus dan kepercayaan yang gaib.
Kebijakan dalam pendidikan selalu dikaitkan dengan situasi status social,
politik dan produktivitas. Dengan demikian setiap pendekatan yang mencoba untuk
mrmahami satu dari setiap sector tersebut secara otonomi pasti mengalami
kegagalan.
Dipihak lain
tekanan pada struktur menyebar yang merupakan cirri antropologis itu, dalam
studi masyarakat prismatic, memiliki keterbatasannya sendiri. Konsep holistic
tidak terlalu sulit untuk diterapkan sejauh sebagian besar struktur social
masih belum mengalami deferensiasi. Sebenarnya setiap pendekatan tidak akan
berarti bagi sebagian besar masyarakat yang memusat. Tetapi dalam situasi itu
sub-sub system yang ada, dalam seluruh kompleksitasnya, telah meuncul secara
istimewa pada masyarakat yang telah mengalami industrialisasi yaitu pada pusat-puast
pertokoan. Hal ini menjelaskan kecenderungan mengapa antropolog membatasi
penelitian mereka pada pedesaan dimana sturuktur yang ada ternyata paling dekat
dengan ujung kontinum yang memusat itu, dan selalu mengabaikan pertimbangan
bagi ujung lainnya yaitu masyarakat perkotaan dan lembaga-lembaga yang
memencar. Tetapi dengan demikian, hasil yang diperoleh tetap tidak tuntas
sebagaimana halnya dengan kolega mereka dari disiplin lain yang memusatkan
perhatian pada kota-kota tempat persamaan dengan struktur yang terspesialisasi dapat
ditemukan. Hasilnya tentu saja tentang sebuah gambaran masyarakat transisi yang
asing.
Variable-Veriabel
Yang Berhubungan
Perlu diingat
bahwa skala ini hanya ditujukan pada variable penting yaitu tingkat kekhususan
fungsional struktur, yang kelak akan dimasukan ke dalam analisa. Kembali pada
variable terola pada kaum parsonian, kita dapat berhipotesa bahwa universalisme
orientasi prestasi akan menduduki peringkat tertinggi dalam model memencar
sedang partikularisme dan askripsi menduduki peringkat tertinggi dalam model
memusat sementara model prismatic berada di antara skala itu. Tetapi korelasi
yang demikian merupakan masalah hipotesis bukan masalah defenisi. Atau yang
tidak korelasi tersebut dalam dunia nyata dapat diuji melalui pengamatan. Batasan
model memencar hanya menegaskan bahwa system
itu terdiri dari struktur yang secara fungsional spesifik. Semasih merupakan
masalah penelitian. Mungkin masalah itu dapat diperjelas dengan menggunakan
beberapa variable yang tak dapat dianggap berkorelasi yang alamiah dengan
tingkat pemencaran. Kepadatan penduduk mmisalnya, adalah variable demografi
yang penting, tetapi orang tentu saja kepadatan penduduk itu cenderung tinggi
atau rendah dalam system memencar atau dalam sistem prismatic atau memusat.
Dilain pihak mungkin bisa diduga adanya korelasi kasar atau ukuran penduduk memencar.
Boleh jadi system politik yang memencar dapat mempertahankan control efektif
atas daerah-daerah yang memencar ketimbang system politik yang memusat, dan
kebutuhan bagi suatu daerah substantive untuk menopang organisasi masyarakat
memencar yang komplek akan lebih besar dari pada mempertahankan aturan-aturan
masyarakat memusat yang sederhana. Walau demikian orang dapat membayangkan
bahwa masyarakat memusat memiliki jumlah penduduk padat dan masyarakat memencar
memiliki penduduk jarang. Kasus yang tipikal mungkin dapat dilihat pada AS dan
US yang dinggap memencar dn berpenduduk padat. Masyarakat Afrika, Suku Indian
Amerika dianggap relative memusat dan berpenduduk jarang.
Salah satu
variable penting untuk tujuan kita adalahbagaimana cara distribusi kekuasaan
dalam satu masyarakat. Kita dapat membayangkan satu skala distribusi kekuasaan
berkisar dari system yang sangat terkonsilidasi ke system yang sangat
terpilah-pilah. Ketika semakin banyak variable yang dimasukan dalam skema
analisis ini, maka pendekatan yang diketengahkan bukan sederhana atau merupakan
skema evolusioner satu arah. Menyatakan bahwa dua Negara pada waktu tertentu sama-sama
model perismatik, tidak harus mencakup adanya persamaan yang lebih besar
diantara mereka daripada menyatakan bahwa mereka memiliki ukuran penduduk atau
tingkat kematian bati, atau pendapatn per kepala, tingkat konsumsi kalori yang
sama. Semua variable dapat berubah satu dengan yang lainnya. Dua msayarakat
yang sama-sama prismatic dalam hal tertentu dapat sangat berbeda satu sama lain.
Tentu saja masyarakat tidak dapat berbaur secara homogen. Kita mengetahui bahwa
tingkat heterigenitas yang tinggi merupakan kualitas prismatic tetapi tingkat
heterogenitas itu sendiri berbeda dalam dua masyarakat yang sama- sama condong
ke masyarakat prismatic. Misalnya orang berharap bahwa Negara yang sebesar
India akan menunjukkan heterogenitas yang lebih tinggi ketimbang Muangthai.
Dengan demikian kita dapat melihat bahwa semakian prismatic dan heterogen suatu
masyarakat maka akan semakin besar kesenjangan masyarakat pedesaan dan
perkotaannya. Dalam msyarakat memusat itu, jarak kota dan desa itu tidak begitu
besar. Dalam masyarakat memusat kita sebaliknya tidak berharap untuk menemukan
struktur yang secara khusus terorientasi kea rah fungsi administartif. Hal ini
tidak berarti bahwa fungsi-fungsi administrative tidak dijalankan tetapi
hasil-hasil itu lebih bersifat insidentil dari pelaksanaan fungsi yang bukan
terspesialisasi. Adalah lebih sulit menandai struktur dalam model prismatic. Walau
demikian kita dapat membahas beberapa hal tentang hal itu. Fungsi-fungsi
administrated dapat dijalankan baik oleh struktur konkrit yang berorientasi
terutama pada struktur maupun pada fungsi administrative tertentu yang berjalan
dengan sangat efektif dan efisien seddang struktur yang demikian tidak
ditemukan dalam lapangan atau bagian lain dalam satu masyarakat. Pada pemerintahan
pusat di dalam masyarakat transisi, dapat ditemukan lembaga-lembaga yang
efisien untuk mengatur telekomunikasi sedang si desa-desa atau daerah terpencil
tidak terdapat badan-badan yang terspesialisasi bagi administrative.
Tempo
dan Skala Pemencaran
Apa yang telah
dijelaskan di atas sebanarnya juga menjelaskan teleologis yang diketengahkan
disini. Hal itu dapat digambarkan dengan analogi ukuran penduduk. Dewasa ini sedang
terjadi pertumbuhan penduduk. Kita dapat menjelaskan pertumbuhan ini dengan perubahan
yang terjadi pada tingkat kelahiran dan kematian. Tingkat kematian menurun
lebih cept daripada tingkat kelahiran. Rangkaian peristwa ini tidak disusun
oleh siapa pun. Jelas juga bahwa tingkat kematian atau tingkat kelahiran bisa
juga turun naik. Kita sudah biasa dengan penduduk statis ataupun turun. Skala
tingkat pertumbuhan penduduk hanya sedikit memberi keterangan tentang rangkaian
peristiwa mendatang. Kita perlu informasi lebih banyak untuk bagaimana
menggambarkan peristiwa penduduk.
Kata yang
mengetengahkan transisi atau modern mengetengahkan pengertian yang demikian. Mederen
adalah mengikuti zaman temporer secara normative lebih baik modern daripada ketinggalan
zaman. Jadi medernisasi mengandung pengertiangerak kearah yang diinginkan. Ia
sering mencakup ide agar lebih seperti kami. Istilah ini juga member kesan
sesuatu, sebagai hal yang niscaya atau tidak tertahan lagi sebagaimana hal
dengan waktu, tak seorang pun yang hidup sekarang ini dapat terhindar dari
dunia kontemporer dalam arti hidup secara kronologis dalam tahun dan dasawarsa
dan abad. Tetapi kualitas hidup sekang ini telah berbeda batas-batas yang luas.
Segera kita dapat melihat bahwa suatu struktur kongkrit dapat memiliki fungsi
manifest yang berbeda dengan fungsi laennya, kita dapat menemukan dua tipe
struktur yakni kuasi administrative, yaitu dengan fungsi administrative
manifest bukan laten dan dengan fungsi struktur laten, bbukan manifest. Kedua
tipe ini dapat kita temukan dalam struktur prismatic.
Kita dapat
menemukan contoh diantara masyarakat kontemporer itu contoh modern, transisi
dan tradisional. Tetapi tidak ada alas an mengapa masyarakat transisi itu harus
berhasl dalam usaha harus modern, tidak pula berarti bahwa system tradisional
yang ada harus menjadi system tranisisi atau modern.
Akan terlihat
bahwa karakteristik tradisional atau modern yang ditemukan itu, berbeda dengan masyarakat
memusat, prismatic dan memencar. Tetapi kita tahu bahwa ada korelasi di antara
semuanya itu tetapi semata-mata bukan persoalan defenisi. Dengan kata lain
bahwa ada masyarakat modern yang memiliki industry yang berkembang dan
administrative yang efektif secara empiris yang juga memencar yang
terdiferensiasi secara relative yang dalam arti lembaga-lembaga mereka secara fungsional
sangat spesifik. Sebaliknya masyarakat yang sangat mempertahankan sifat yang tradisional
cenderung sangat memusat (tidak terdiferensiasi) sedang dalam masyarakat
transisi mengkin sekala memiliki susunan masyarakat yang prismatic. Pernyataan
di atas dimasudkan sebagai pernyataan yang bukan normatfi.
dari konsep prismatic dan memencar itu kita
dapat memberikan argumen bahwa suka atau tida, ada kekuatan di dunia ini, yang
cenderung mempertinggi tingkat pemencaran sehingga walaupun masyarakat
prismatic tidak harus menjadi memencar, tetapi banyak yang akan menjadi
demikian. Demikian juga benyak masyarakat tranisi yang mungkin tidak berhasil dalam
usaha menjadi masyarakat modern, tetapi beberapa diantaranya akan berhasil. Argument
di atas persisi sama dengan pertumbuhan penduduk. Pertumbuhan lahir dari
pertimbangan-pertimbangan yang tidak ada kaitannya. Ada sejumlah keinginan
memang untuk menghindari kematian dengan teknik kesehatan masyarakat dan
pengobatan modern (dengan harga murah) mungkin tingkat kematian dapat
dikurangi. Tidak ada tuntutan serupa bagi penuruanan dalam tingkat kelahiran. Susunan
fikir tersebut menjurus pada penarikan kesimpulan pada kurva pertambahan
penduduk. Kelak ia akan menurun bila tuntutan pengendalian penduduk menjadi sekuat
tuntutan pengendalian kematian yang ada dewasa ini.